- ORIENTASI KARYAWAN
1.1 Pengertian Orientasi
Orientasi berarti penyediaan informasi dasar berkenaan
dengan perusahaan bagi pegawai baru, yaitu informasi yang mereka perlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara memuaskan. Informasi dasar ini mencakup
fakta-fakta seperti jam kerja, cara memperoleh kartu pengenal, cara pembayaran
gaji dan orang-orang yang akan bekerja sama dengannya. Orientasi pada dasarnya
merupakan salah satu komponen proses sosialisasi pegawai baru, yaitu suatu
proses penanaman sikap, standar, nilai, dan pola perilaku yang berlaku dalam
perusahaan kepada pegawai baru.
1.2 Tujuan Orientasi
Pada umumnya, karyawan akan
merasa sedikit waswas selama hari-hari pertama kerja. Setidaknya ada 3 alasan
utama yang menyebabkan terjadinya kegugupan pada hari-hari pertama kerja (Meryl
Reis Louis : 1980) antara lain :
a. Alasan pertama adalah bahwa setiap situasi
baru yang melibatkan perubahan dan perbedaan dalam beberapa hal, akan
menyebabkan karyawan baru harus menghadapi ketidakpastian.
b. Alasan kedua adalah harapan yang tidak
realistis. Karyawan baru sering memiliki harapan tinggi yang tidak realistis
tentang keuntungan yang akan diperolehnya dalam pekerjaan baru dan hal ini
sering terbentur pada kenyataan bahwa yang akan mereka peroleh tidak seperti
yang mereka harapakan semula.
c. Alasan ketiga adalah kejutan yang dapat
mengakibatkan kecemasan. Kejutan dapat terjadi apabila harapan mengenai
pekerjaan atau diri sendiri tidak terpenuhi.
Dalam sebuah studi yang
dilaksanakan di Perusahaan Texas Instrument, para peneliti menemukan hal-hal
berikut tentang pegawai baru :
·
Hari-hari pertama di tempat
kerja merupakan hari hari yang mencemaskan dan menganggu perasaan.
·
Praktek-praktek
“prabakti karyawan baru” oleh teman sekerja turut meningkatkan rasa cemas.
·
Rasa cemas berangsur hilang
dengan proses training
·
Karyawan baru yang berhenti
bekerja terutama disebabkan oleh rasa cemas ini.
·
Karyawan baru enggan
membicarakan masalah itu dengan supervisor mereka.
Orientasi karyawan bertujuan untuk memperkecil
masalah-masalah seperti itu. Maksud dari upaya ini adalah memperkenalkan
karyawan baru dengan perusahaan, membantu mereka untuk saling mengenal dan
saling bekerjasama.
1.3 Teknik-Teknik Orientasi
Ada beberapa jenis teknik
orientasi antara lain :
a.
Program orientasi dan
sosialisasi
Program orientasi ini berawal dari perkenalan singkat
secara informal sampai pada program-program formal dengan waktu yang lebih
panjang. Dalam program formal, karyawan baru biasanya diberi buku pegangan atau
bahan cetakan yang berisi jam kerja, peninjauan prestasi, cara pembayaan gaji,
liburan dan penggunaan fasilitas serta pedoman dan peraturan perusahaan
lainnya. Aktivitas ini
biasanya dilakukan oleh supervisor si karyawan baru dan departemen personalia.
b.
Peninjauan pekerjaan secara
realistis
Aktivitas ini bertujuan untuk menunjukkan cakupan
pekerjaan yang sebenarnya kepada calon karyawan. Cara ini efektif untuk
memperkecil kejutan realitas. Schein mengemukakan bahwa salah satu masalah
terbesar yang dihadapi calon karyawan dan pimpinan dalam tahap awal kepegawaian
adalah hal-hal yang mencakup perolehan informasi yang akurat dari kedua belah
pihak.
c.
Pembinaan budaya organisasi
Budaya organisasi dapat diartikan sebagai sikap dan
persepsi yang dimiliki karyawan pada umumnya dalam suatu perusahaan tempat
mereka berkerja. Dengan kata lain para karyawan menangkap isyarat tentang
perusahaan mereka misalnya sejauh mana mereka dinilai secara adil atau sejauh
mana hubungan persahabatan yang diperlihatkan oleh pimpinan mereka.
d.
Pereratan hubungan
antar-karyawan
Cara lain untuk membantu proses sosialisasi karyawan
baru adalah dengan mempererat hubungan antar mereka dan dengan teman kerja baru
atau dengan para supervisor mereka, yang bertindak sebagai mentor. Sebagai
contoh beberapa perusahaan mendukung adanya program- program formal. Seperti
sistem sahabat dimana karyawan yang ditugasi sebagai mentor memberi training
khusus dan bertindak sebagai pemandu bagi pendatang baru.
e.
Informasi prestasi kerja
Sistem penilaian perusahaan
juga memainkan perananan penting dalam proses sosialisasi. Catatan prestasi
kerja secara formal dan informal dari supervisor yang disampaikan pada waktu
yang tepat kepada karyawan baru dapat mengurangi tekanan akibat ketidakpastian
karena “ tidak mengetahui prestasi yang
dicapai”. Selain itu catatan tersebut dapat membantu karyawan baru untuk
memutuskan cara melaksanakan pekerjaan di masa mendatang. Sebagai contoh,
penilaian sebelumnya dapat digunakan sebagai upaya “penalaran” untuk
memperbaiki persepsi yang keliru.
- PENEMPATAN KERJA
Kebutuhan penempatan staf dapat dipenuhi melalui dua
cara, yaitu: menyewa dari pihak luar perusahaan dan penugasan kembali karyawan
yang ada atau disebut sebagai penempatan dari dalam.
2.1 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penempatan Karyawan
a) Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan
bisnis menyebabkan terjadinya pengisian posisi pekerjaan baru, baik melalui
promosi karyawan yang sudah ada atau yang baru sama sekali. Adanya pengaruh
ekspansi bisnis yang mampu mencipatakan posisi pekerjaan baru.
b) Reorganisasi
Sebuah
restrukturisasi dari perusahaan akan menghasilkan jenis yang beragm dalam hal
kegiatan – kegiatan personal, misalnya jika terjadi merger dan reorganisasi
perusahaan. Pembelian /penjualan perusahaan merger dengan perusahaan lain akan
mempengaruhi aktivitas departemen SDM, seperti rancangan pekerjaan, kompensasi,
manfaat, hubungan pekerja, dan program pensiun dini. Hal ini akan mempengaruhi
keputusan penempatan karyawan.
c) Kecenderungan Ekonomi Umum
Satu
konsekuensi dari pengaruh menurunnya pertumbuhan ekonomi adalah secara
signifikan akan menurunkan ketersediaan pekerjaan, baik bagi mereka/karyawan
yang permanen dan temporer serta sekaligus bagi pencari kerja. Resesi ekonomi
akan mengakibatkan terjadinya pengangguran besar-besaran. Sebaliknya, jika
kondisi ekonomi membaik maka departemen SDM akan proaktif melakukan
kegiatannya, seperti promosi, rekrutmen dan seleksi karyawan baru.
d) Atrisi
Atrisi
merupakan pengurangan karyawan yang disebabkan terjadinya terminasi,
pengunduran diri, pengalihan keluar dari unit bisnis, dan meninggal. Secara
khusus program pensiun dini telah meningkat selama terjadinya penurunan
aktivitas usaha dan kelambanan aktivitas ekonomi, sehingga karyawan berada pada
posisi tertekan dan terjadi pemangkasan kelebihan karyawan (rasionalisai).
2.2
Promosi
Sebuah promosi terjadi jika
seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke posisi lain yang lebih
tinggi baik dalam hal pembayaran gaji, tanggung jawab, dan tngkat status
keorganisasiannya. Promosi memiliki manfaat, baik bagi perusahaan maupun
karyawan, yaitu:
a. Promosi dapat memungkinkan perusahaan
memanfaatkan kemampuan karyawan untuk memperluas usahanya.
b. Promosi dapat mendorong tercapainya
kinerja karyawan yang baik
c. Terdapat korelasi signifikan antara kesempatan
untuk kenaikan pangkat dan tingkat kepuasan kerja.
Ada dua pendekatan yang
digunakan dalam merekrut karyawan, yaitu:
1. Pendekatan Tertutup
Pendekatan
yang lebih umum adalah pendekatan tertutup yang menempatkan unsur tanggung
jawab untuk mengidentifikasi karyawan yang dapat dipromosikan. Penyelia harus
memiliki catatan tentang kandidat, dan mencari informasi tentang kandidat di
departemen lain yang memiliki kualifikasi tertentu.
2. Pendekatan Terbuka
Digunakan
bagi karyawan yang paling berkualifikasi dan diumumkan lewat papan pengumuman
dan buletin. Jadi semua karyawan yang beminatdan merasa kualifikasinya
terpenuhi bebas untuk melamar. Dilihat dari sisi filosofi dengan sistem terbuka
perusahaan telah bertindak secara transparan, adil, dan tidak diskriminatif.
Dalam praktiknya, kedua sistem
promosi diatas biasanya didasarkan pada dua aspek, yaitu:
- Promosi
berdasarkan Merit
Terjadi ketika seseorang
karyawan dipromosikan karena kinerja yang luar biasa dalam pekerjannya.
- Promosi
berdasarkan Senioritas
Dalam beberapa situasi
tertentu, karyawan yang paling senior memperoleh promosi. Senior dalam hal ini
berarti karyawan yang memiliki masa kerja terlama dalam perusahaan. Dalam
serikat pekerja sering mencari promosi jenis ini untuk mencegah karyawan dari
diskriminasi diantara anggota serikat pekerja.
2.3
Pengalihan
Pengalihan terjadi manakala
seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke posisi lain yang relatif
pembayaran gajinya sama, begitu pula tanggung jawabnya dan tingkat dalam
struktur organisasinya. Pengalihan sangat bermanfaat bagi pemegang jabatan,
karena pengalamannya dapat dialihkan kepada seseorang dengan ketrampilan baru
dan perspektif berbeda yang membuat orang itu menjadi pekerja dan kandidat yang
lebih baik untuk dipromosikan di masa depan. Pengalihan ini dapat memperbaiki
motivasi dan kepuasan individual.
2.4
Penurunan Pangkat
Penurunan pangkat dapat pula
dikatakan sebagai penugasan dari seorang karyawan ke posisi pekerjaan yang
lebih rendah dengan gaji/upah yang lebih kecil serta kualifikasi ketrampilan
dan tanggung jawab yang lebih rendah. Ada lima alasan mengapa penurunan pangkat
terjadi, yaitu:
1. promosi yang gagal
2. ketidak mampuan melaksankan pekerjaan yang
ditugaskan kepada karyawn bersangkutan
3. kapasitas karyawan yang kurang
(kedisiplinan, absensi)
4. pengurangan kapasitas perusahaan (merger,
reorganisasi)
5. kesukarelaan yang diminta oleh pengusaha
berdasarkan motif/alasan personal.
2.5
Program Penempatan Kerja / Lowongan
Pekerjaan
Perusahaan menginformasikan
para karyawan adanya kualifikasi dan pembukaan kesempatan kerja yang belum
terisi. Pengumuman penempatan kerja mengundang karyawan/orang yang
berkualifikasi untuk melamar. Maksud dari program ini adalah mendorong karyawan
untuk mencari promosi dan pengalihan kerja yang membantu departemen SDM mengisi
posisi dari dalam dan memenuhi tujuan personal karyawan. Semakin tinggi tingkat
pekerjaan yang ditempatkan, membantu perusahaan memenuhi rencana kegiatan yang
telah disepakati dan menjadi sebuah kesempatan yang adil bagi karyawan. Apabila
tingkat pekerjaan lebih rendah terisi tanpa diketahui, para karyawan yakin
mereka diizinkan melamar melalui program tersebut. Oleh karena itu, departemen
SDM dalam membuat aturan program penempatan pekerjaan penting untuk diketahui
seluruh karyawan dan ditindaklanjuti secara taat asas.