Live Love Laugh

Live Love Laugh

Thursday, December 24, 2009

Jhon Lennon

John Winston Lennon (9 Oktober 1940 – 8 Desember 1980) paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan aktivis politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai pemimpin dari The Beatles. Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling sukses dan berhasil hingga saat ini. Lennon dengan sinismenya dan mcCartney dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat baik. Setelah bubarnya The Beatles pada tahun 1970, ia juga sukses dengan karir solonya. Salah satu hitsnya yang hingga kini masih sangat terkenal adalah Imagine, lagu yang kemudian menjadi salh satu himne perdamaian dunia.
john_lennonLennon juga menunjukkan sifatnya yang pemberontak dan selera humornya yang sinis dalam film-film seperti A Hard Day’s Night (1964), dalam buku yang ditulisnya seperti In His Own Write, konferensi pers dan wawancara. Ia menggunakan kepopulerannya untuk kegiatannya sebagai aktivis perdamaian, seniman dan penulis.
Lennon dua kali menikah, yaitu dengan Cynthia Powell di tahun 1962 dan seniman Jepang, Yoko Ono di tahun 1969. Ia memiliki dua orang anak, Julian Lennon (lahir tahun 1963) dan Sean Taro Ono Lennon (lahir tahun 1975). Ia meninggal di New York pada usia 40 tahun, ditembak oleh Mark Chapman, penggemarnya yang gila.
1940-1957
John Winston Lennon lahir pada tanggal 9 Oktober 1940 di Liverpool, dari pasangan Julia Stanley dan Alfred Lennon. Alfred seorang pelaut yang sering berpergian dan jarang kembali ke Liverpool. Bahkan ia tidak hadir pada saat John kecil lahir. Konon, pada malam Lennon lahir, sedang terjadi serangan Jerman atas Inggris pada Perang Dunia II. Didorong oleh kejadian ini, dan juga kekaguman Julia pada Winston Churchill, bayi itu pun diberi nama tengah Winston, dari nama Perdana Menteri Inggris yang tenar itu.

Lennon kecil hidup dalam pengasuhan ibunya. Julia kemudian bertemu dengan John Dykins, dan kemudian ia dan Lennon pindah tinggal bersama pria itu di sebuah apartemen kecil. Perilaku ini menjadi gunjingan orang di Liverpool, karena Julia masih berstatus sebagai istri Alfred Lennon. Kakak tertua Julia, Mimi Smith, akhirnya memaksa untuk memboyong John kecil tinggal bersamanya. Pada tahun 1946, Alfred kembali ke Liverpool dan membawa Lennon untuk liburan bersama ke Blackpool. Julia dan John mengetahui hal ini, lalu mengikuti mereka. Di Blackpool, Lennon dihadapkan pada 2 pilihan untuk mengikuti ayahnya atau ibunya. Lennon memilih untuk mengikuti ayahnya, namun ketika ibunya berbalik dan akan pergi, ia pun menangis dan menghampiri ibunya.

Masa mudanya dihabiskan John bersama keluarga Smith; Mimi dan suaminya, George. Mimi adalah seorang bibi yang sangat keras dan tegas dalam mendidik Lennon kecil. Julia masih sering mengunjungi John, dan begitu pula John yang sering mengunjungi Julia di apartemennya bersama Dykins. Pertemuan-pertemuan inilah yang mengenalkan John pada banjo dan sedikit piano. Julia pula yang membelikan Lennon gitarnya yang pertama. Mimi dikenal sangat skeptis terhadap kegemaran Lennon bermain gitar. “Gitar memang oke, John, tapi kamu tidak bisa hidup dari itu.” Beberapa tahun kemudian, ketika Lennon telah sukses, ia menghadiahkan Mimi sebuah plakat emas bertuliskan kata-kata tersebut.
John Winston Lennon (9 Oktober 1940 – 8 Desember 1980) paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan aktivis politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai pemimpin dari The Beatles. Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling sukses dan berhasil hingga saat ini. Lennon dengan sinismenya dan mcCartney dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat baik. Setelah bubarnya The Beatles pada tahun 1970, ia juga sukses dengan karir solonya. Salah satu hitsnya yang hingga kini masih sangat terkenal adalah Imagine, lagu yang kemudian menjadi salh satu himne perdamaian dunia.

John Winston Lennon (9 Oktober 1940 – 8 Desember 1980) paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan aktivis politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai pemimpin dari The Beatles. Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling sukses dan berhasil hingga saat ini. Lennon dengan sinismenya dan mcCartney dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat baik. Setelah bubarnya The Beatles pada tahun 1970, ia juga sukses dengan karir solonya. Salah satu hitsnya yang hingga kini masih sangat terkenal adalah Imagine, lagu yang kemudian menjadi salh satu himne perdamaian dunia.
john_lennonLennon juga menunjukkan sifatnya yang pemberontak dan selera humornya yang sinis dalam film-film seperti A Hard Day’s Night (1964), dalam buku yang ditulisnya seperti In His Own Write, konferensi pers dan wawancara. Ia menggunakan kepopulerannya untuk kegiatannya sebagai aktivis perdamaian, seniman dan penulis.
Lennon dua kali menikah, yaitu dengan Cynthia Powell di tahun 1962 dan seniman Jepang, Yoko Ono di tahun 1969. Ia memiliki dua orang anak, Julian Lennon (lahir tahun 1963) dan Sean Taro Ono Lennon (lahir tahun 1975). Ia meninggal di New York pada usia 40 tahun, ditembak oleh Mark Chapman, penggemarnya yang gila.
1940-1957
John Winston Lennon lahir pada tanggal 9 Oktober 1940 di Liverpool, dari pasangan Julia Stanley dan Alfred Lennon. Alfred seorang pelaut yang sering berpergian dan jarang kembali ke Liverpool. Bahkan ia tidak hadir pada saat John kecil lahir. Konon, pada malam Lennon lahir, sedang terjadi serangan Jerman atas Inggris pada Perang Dunia II. Didorong oleh kejadian ini, dan juga kekaguman Julia pada Winston Churchill, bayi itu pun diberi nama tengah Winston, dari nama Perdana Menteri Inggris yang tenar itu.
Lennon kecil hidup dalam pengasuhan ibunya. Julia kemudian bertemu dengan John Dykins, dan kemudian ia dan Lennon pindah tinggal bersama pria itu di sebuah apartemen kecil. Perilaku ini menjadi gunjingan orang di Liverpool, karena Julia masih berstatus sebagai istri Alfred Lennon. Kakak tertua Julia, Mimi Smith, akhirnya memaksa untuk memboyong John kecil tinggal bersamanya. Pada tahun 1946, Alfred kembali ke Liverpool dan membawa Lennon untuk liburan bersama ke Blackpool. Julia dan John mengetahui hal ini, lalu mengikuti mereka. Di Blackpool, Lennon dihadapkan pada 2 pilihan untuk mengikuti ayahnya atau ibunya. Lennon memilih untuk mengikuti ayahnya, namun ketika ibunya berbalik dan akan pergi, ia pun menangis dan menghampiri ibunya.
Masa mudanya dihabiskan John bersama keluarga Smith; Mimi dan suaminya, George. Mimi adalah seorang bibi yang sangat keras dan tegas dalam mendidik Lennon kecil. Julia masih sering mengunjungi John, dan begitu pula John yang sering mengunjungi Julia di apartemennya bersama Dykins. Pertemuan-pertemuan inilah yang mengenalkan John pada banjo dan sedikit piano. Julia pula yang membelikan Lennon gitarnya yang pertama. Mimi dikenal sangat skeptis terhadap kegemaran Lennon bermain gitar. “Gitar memang oke, John, tapi kamu tidak bisa hidup dari itu.” Beberapa tahun kemudian, ketika Lennon telah sukses, ia menghadiahkan Mimi sebuah plakat emas bertuliskan kata-kata tersebut.
John Winston Lennon (9 Oktober 1940 – 8 Desember 1980) paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan aktivis politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai pemimpin dari The Beatles. Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling sukses dan berhasil hingga saat ini. Lennon dengan sinismenya dan mcCartney dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat baik. Setelah bubarnya The Beatles pada tahun 1970, ia juga sukses dengan karir solonya. Salah satu hitsnya yang hingga kini masih sangat terkenal adalah Imagine, lagu yang kemudian menjadi salh satu himne perdamaian dunia.
John Winston Lennon (9 Oktober 1940 – 8 Desember 1980) paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan aktivis politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai pemimpin dari The Beatles. Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling sukses dan berhasil hingga saat ini. Lennon dengan sinismenya dan mcCartney dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat baik. Setelah bubarnya The Beatles pada tahun 1970, ia juga sukses dengan karir solonya. Salah satu hitsnya yang hingga kini masih sangat terkenal adalah Imagine, lagu yang kemudian menjadi salh satu himne perdamaian dunia.
john_lennonLennon juga menunjukkan sifatnya yang pemberontak dan selera humornya yang sinis dalam film-film seperti A Hard Day’s Night (1964), dalam buku yang ditulisnya seperti In His Own Write, konferensi pers dan wawancara. Ia menggunakan kepopulerannya untuk kegiatannya sebagai aktivis perdamaian, seniman dan penulis.
Lennon dua kali menikah, yaitu dengan Cynthia Powell di tahun 1962 dan seniman Jepang, Yoko Ono di tahun 1969. Ia memiliki dua orang anak, Julian Lennon (lahir tahun 1963) dan Sean Taro Ono Lennon (lahir tahun 1975). Ia meninggal di New York pada usia 40 tahun, ditembak oleh Mark Chapman, penggemarnya yang gila.
1940-1957
John Winston Lennon lahir pada tanggal 9 Oktober 1940 di Liverpool, dari pasangan Julia Stanley dan Alfred Lennon. Alfred seorang pelaut yang sering berpergian dan jarang kembali ke Liverpool. Bahkan ia tidak hadir pada saat John kecil lahir. Konon, pada malam Lennon lahir, sedang terjadi serangan Jerman atas Inggris pada Perang Dunia II. Didorong oleh kejadian ini, dan juga kekaguman Julia pada Winston Churchill, bayi itu pun diberi nama tengah Winston, dari nama Perdana Menteri Inggris yang tenar itu.
Lennon kecil hidup dalam pengasuhan ibunya. Julia kemudian bertemu dengan John Dykins, dan kemudian ia dan Lennon pindah tinggal bersama pria itu di sebuah apartemen kecil. Perilaku ini menjadi gunjingan orang di Liverpool, karena Julia masih berstatus sebagai istri Alfred Lennon. Kakak tertua Julia, Mimi Smith, akhirnya memaksa untuk memboyong John kecil tinggal bersamanya. Pada tahun 1946, Alfred kembali ke Liverpool dan membawa Lennon untuk liburan bersama ke Blackpool. Julia dan John mengetahui hal ini, lalu mengikuti mereka. Di Blackpool, Lennon dihadapkan pada 2 pilihan untuk mengikuti ayahnya atau ibunya. Lennon memilih untuk mengikuti ayahnya, namun ketika ibunya berbalik dan akan pergi, ia pun menangis dan menghampiri ibunya.
Masa mudanya dihabiskan John bersama keluarga Smith; Mimi dan suaminya, George. Mimi adalah seorang bibi yang sangat keras dan tegas dalam mendidik Lennon kecil. Julia masih sering mengunjungi John, dan begitu pula John yang sering mengunjungi Julia di apartemennya bersama Dykins. Pertemuan-pertemuan inilah yang mengenalkan John pada banjo dan sedikit piano. Julia pula yang membelikan Lennon gitarnya yang pertama. Mimi dikenal sangat skeptis terhadap kegemaran Lennon bermain gitar. “Gitar memang oke, John, tapi kamu tidak bisa hidup dari itu.” Beberapa tahun kemudian, ketika Lennon telah sukses, ia menghadiahkan Mimi sebuah plakat emas bertuliskan kata-kata tersebut.
John Winston Lennon (9 Oktober 1940 – 8 Desember 1980) paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan aktivis politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai pemimpin dari The Beatles. Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling sukses dan berhasil hingga saat ini. Lennon dengan sinismenya dan mcCartney dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat baik. Setelah bubarnya The Beatles pada tahun 1970, ia juga sukses dengan karir solonya. Salah satu hitsnya yang hingga kini masih sangat terkenal adalah Imagine, lagu yang kemudian menjadi salh satu himne perdamaian dunia.
john_lennonLennon juga menunjukkan sifatnya yang pemberontak dan selera humornya yang sinis dalam film-film seperti A Hard Day’s Night (1964), dalam buku yang ditulisnya seperti In His Own Write, konferensi pers dan wawancara. Ia menggunakan kepopulerannya untuk kegiatannya sebagai aktivis perdamaian, seniman dan penulis.
Lennon dua kali menikah, yaitu dengan Cynthia Powell di tahun 1962 dan seniman Jepang, Yoko Ono di tahun 1969. Ia memiliki dua orang anak, Julian Lennon (lahir tahun 1963) dan Sean Taro Ono Lennon (lahir tahun 1975). Ia meninggal di New York pada usia 40 tahun, ditembak oleh Mark Chapman, penggemarnya yang gila.
1940-1957
John Winston Lennon lahir pada tanggal 9 Oktober 1940 di Liverpool, dari pasangan Julia Stanley dan Alfred Lennon. Alfred seorang pelaut yang sering berpergian dan jarang kembali ke Liverpool. Bahkan ia tidak hadir pada saat John kecil lahir. Konon, pada malam Lennon lahir, sedang terjadi serangan Jerman atas Inggris pada Perang Dunia II. Didorong oleh kejadian ini, dan juga kekaguman Julia pada Winston Churchill, bayi itu pun diberi nama tengah Winston, dari nama Perdana Menteri Inggris yang tenar itu.
Lennon kecil hidup dalam pengasuhan ibunya. Julia kemudian bertemu dengan John Dykins, dan kemudian ia dan Lennon pindah tinggal bersama pria itu di sebuah apartemen kecil. Perilaku ini menjadi gunjingan orang di Liverpool, karena Julia masih berstatus sebagai istri Alfred Lennon. Kakak tertua Julia, Mimi Smith, akhirnya memaksa untuk memboyong John kecil tinggal bersamanya. Pada tahun 1946, Alfred kembali ke Liverpool dan membawa Lennon untuk liburan bersama ke Blackpool. Julia dan John mengetahui hal ini, lalu mengikuti mereka. Di Blackpool, Lennon dihadapkan pada 2 pilihan untuk mengikuti ayahnya atau ibunya. Lennon memilih untuk mengikuti ayahnya, namun ketika ibunya berbalik dan akan pergi, ia pun menangis dan menghampiri ibunya.
Masa mudanya dihabiskan John bersama keluarga Smith; Mimi dan suaminya, George. Mimi adalah seorang bibi yang sangat keras dan tegas dalam mendidik Lennon kecil. Julia masih sering mengunjungi John, dan begitu pula John yang sering mengunjungi Julia di apartemennya bersama Dykins. Pertemuan-pertemuan inilah yang mengenalkan John pada banjo dan sedikit piano. Julia pula yang membelikan Lennon gitarnya yang pertama. Mimi dikenal sangat skeptis terhadap kegemaran Lennon bermain gitar. “Gitar memang oke, John, tapi kamu tidak bisa hidup dari itu.” Beberapa tahun kemudian, ketika Lennon telah sukses, ia menghadiahkan Mimi sebuah plakat emas bertuliskan kata-kata tersebut.
Kejadian menyedihkan dialami Lennon ketika ibunya meninggal tertabrak mobil di dekat rumah Mimi, di depan mata Lennon yang saat itu masih berusia 17 tahun. Sifat anti pihak penguasa mungkin bermula dari peristiwa ini. Ibunya meninggal dunia karena kecerobohan seorang polisi mengendara dalam keadaan mabuk, kendati demikian polisi tersebut lepas dari segala tuntutan. Lennon dikenal sebagai badut kelas di sekolah. Di kelas ia hanya menggambar kartun guru-gurunya dan melucu. Rapornya sangat buruk, dan akhirnya ia masuk ke Liverpool College of Art. Di sinilah ia bertemu dengan Cynthia Powell, yang kemudian menjadi istrinya yang pertama. Di college, ia tetap tidak serius dan akhirnya keluar sebelum menyelesaikan pendidikannya.
john_lennon

john_lennon

1957-1960 : The Quarrymen dan The Silver Beetles
John Lennon memulai The Quarrymen di tahun 1957. Quarrymen adalah sebuah band skiffle (band dengan menggunakan alat-alat rumah tangga, yang saat itu sedang tren di Liverpool) yang beranggotakan Lennon dan teman-temannya di Quarry Bank Grammar School. Di tanggal 6 Juli 1957, Quarrymen tampil pada sebuah acara gereja di Gereja St. John, Woolton. Di acara inilah Lennon pertama kali bertemu dengan Paul McCartney, yang saat itu menonton penampilan Quarrymen. McCartney sangat kagum akan penampilan band tersebut, dan lalu menghampiri Quarrymen di belakang panggung, ditemani temannya Ivan Vaughan yang juga teman Lennon.
Tak lama kemudian, McCartney bergabung dengan Quarrymen. Lennon dan McCartney menjadi sangat dekat, dan sering terlihat bersama. Keduanya terlibat dalam rasa ’senasib’ karena keduanya kehilangan ibu mereka di masa mudanya. McCartney juga kehilangan ibunya karena kanker, saat usianya 15 tahun. Lennon dan McCartney mulai menulis lagu bersama maupun sendiri-sendiri. Salah satu lagu yang dihasilkan pada masa-masa ini adalah ‘Hello Little Girl’ yang kemudian menjadi hits oleh The Fourmost di tahun 60an.
Kemudian, McCartney memperkenalkan temannya, George Harrison, yang setahun lebih muda daripadanya kepada Lennon. Harrison yang piawai bermain gitar pun berkeinginan bergabung dengan Quarrymen. Lennon, yang pada awalnya keberatan karena Harrison dinilai terlalu muda, akhirnya pun setuju setelah dibujuk McCartney. Bergabungnya Harrison disusul oleh Stuart Sutcliffe, sahabat Lennon di Sekolah Seni, yang menjadi basis. Sutcliffe sebenarnya tidak dapat bermain bas, namun Lennon bersikeras untuk mengajaknya ikut dengan Quarrymen.
Quarrymen pertama kali merekam suara mereka dalam lagu “That’ll be the Day”, lagu Buddy Holly, dan “In Spite of All The Danger”, sebuah instrumental karangan McCartney dan Harrison. Kedua lagu ini, bersama lagu-lagu yang belum dirilis sebelumnya, kemudian dirilis secara resmi di tahun 1994, lewat album Anthology.
1960-1970
Quarrymen dalam perjalanannya beberapa kali mengganti nama, dan personel-personelnya datang dan pergi. Band itu kemudian bernama ‘The Beatles’, nama yang konon ditemukan oleh Lennon. Allan Williams menjadi manajer mereka, dan pada tahun 1960 ia berhasil memperoleh kontrak dengan sebuah klab di Hamburg. Band ini pun kemudian pergi ke Hamburg, beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, Stuart Sutcliffe, dan Pete Best. Best adalah drummer mereka saat itu. Di Hamburg, The Beatles tampil setiap malam di klab malam yang kotor, dan tinggal bagai pengamen di penginapan kecil di dekatnya. Namun kemudian mereka dideportasi dari Hamburg, karena George Harrison masih di bawah umur untuk bekerja di sana.
john-lennonSekembalinya ke Liverpool, mereka tampil di Cavern Club. Di klab inilah The Beatles menjadi sangat terkenal di Liverpool, setiap show mereka selalu ramai dan panjang antriannya. Namun tak lama kemudian, di paruh akhir tahun 1961, The Beatles kembali ke Hamburg dan merekam ‘My Bonnie’ bersama Tony Sheridan. Stuart Sutcliffe memilih untuk tetap di Hamburg bersama pacarnya, Astrid Kircherr, ketika The Beatles akan pulang ke Liverpool. Maka McCartney mengambil alih bass. Beberapa bulan kemudian, Sutcliffe wafat di Hamburg karena gangguan otak.
The Beatles kembali tampil secara rutin di Cavern Club. Di klab ini, pada bulan November 1961, untuk pertama kalinya Brian Epstein menyaksikan penampilan band ini. Epstein adalah pemilik toko musik NEMS di Liverpool, yang mengenal The Beatles karena seorang pelanggannya menanyakan rekaman ‘My Bonnie’ yang direkam band ini bersama Tony Sheridan. Epstein terpesona melihat penampilan The Beatles, dan kemudian menjadi manajer band ini. Epstein menawarkan tape demo The Beatles ke studio-studio rekaman, dan berulang kali ditolak, seperti di Decca Records.
Akhirnya The Beatles diterima di Parlophone Records, label yang ada di bawah pengawasan EMI, dengan produsernya George Martin. Syarat yang diberikan Martin adalah mengganti drummer mereka, Best, yang dianggap kurang berkompeten. Best kemudian diganti oleh Ringo Starr (nama aslinya Richard Starkey), drummer asal Liverpool yang sebelumnay bergabung dengan Rory Storm & the Hurricanes. The Beatles meluncurkan singel ‘Love Me Do’ yang langsung mencapai nomor 17 di tangga lagu Inggris. Singel mereka yang kedua, ‘Please Please Me’
from"""wikipedia"""
Read more ...

Saturday, May 2, 2009

Makna Hidup: Cahaya di atas Ketakutan

“Pertanyaan itu bukan untuk manusia. Pertanyaan itu hanya untuk Tuhan. Aku tidak mau takut. Aku tidak mau melakukan sesuatu karena takut. Aku tidak mau menjadi manusia yang bergerak karena takut, berlari, melangkah, melompat dan bernapas. Aku ingin menjadi seorang manusia yang bebas. Manusia yang digerakkan oleh tujuan (xxx, 2009).”

Dalam Barlow & Durand (2008) disebutkan bahwa rasa takut adalah emosi yang dapat memberikan motivasi yang kuat bagi manusia untuk melakukan sesuatu. Dan tahukah kamu bahwa banyak benda – benda tercanggih sepanjang peradaban manusia diciptakan pada masa perang? Secara sadar atau tidak sadar seringkali manusia melakukan sesuatu atas dasar ketakutannya terhadap hal lain; takut tidak lulus ujian, takut kehilangan orang yang dicintai, takut dipandang sebelah mata, takut tidak bisa menghasilkan uang, dan ketakutan – ketakutan lainnya.
Semua adalah rasa takut yang wajar untuk dialami, dan adalah sesuatu yang wajar juga apabila seseorang melakukan sesuatu atas dasar rasa takut yang ia miliki. Akan tetapi sadarkah kita bahwa ketika kita melakukan sesuatu atas dasar rasa takut, pilihan kita akan terbatas pada dua jenis respon yang kedua-duanya berakar pada keinginan untuk menyelamatkan diri sendiri?. Dalam hal ini pilihan tersebut adalah lari untuk menyelamatkan diri sendiri atau melawan yang memiliki kecenderungan untuk mendegradasikan apapun yang berhubungan dengan sumber ketakutan kita.

Dalam pengalaman sehari – hari ini bisa diwujudkan diantaranya dengan berbohong (menghindar dari apa yang kita takutkan), self denial/penyangkalan diri (menghindar apabila kenyataan yang berkaitan dengan diri kita merupakan sesuatu yang kita takuti) atau bersikap tidak baik terhadap siapapun yang bisa berhubungan dengan rasa takut kita (misalnya: bersikap tidak baik pada sahabat kita yang kita anggap sebagai saingan kita dalam suatu hal). Segala respon yang dihasilkan atas dasar rasa takut sangatlah jarang yang dapat berujung pada suatu yang bersifat konstruktif. Ditambah lagi, perasaan takut (misalnya: hehilangan orang yang kita sayang, atau terlihat buruk di mata orang lain) seringkali membuat kita merasakan emosi negatif dan membuat kita sulit untuk melihat hal-hal positif yang terjadi ataupun yang sudah kita capai atau kita miliki.“Pertanyaan itu bukan untuk manusia. Pertanyaan itu hanya untuk Tuhan. Aku tidak mau takut. Aku tidak mau melakukan sesuatu karena takut. Aku tidak mau menjadi manusia yang bergerak karena takut, berlari, melangkah, melompat dan bernapas. Aku ingin menjadi seorang manusia yang bebas. Manusia yang digerakkan oleh tujuan (xxx, 2009).”

Dalam Barlow & Durand (2008) disebutkan bahwa rasa takut adalah emosi yang dapat memberikan motivasi yang kuat bagi manusia untuk melakukan sesuatu. Dan tahukah kamu bahwa banyak benda – benda tercanggih sepanjang peradaban manusia diciptakan pada masa perang? Secara sadar atau tidak sadar seringkali manusia melakukan sesuatu atas dasar ketakutannya terhadap hal lain; takut tidak lulus ujian, takut kehilangan orang yang dicintai, takut dipandang sebelah mata, takut tidak bisa menghasilkan uang, dan ketakutan – ketakutan lainnya.
Semua adalah rasa takut yang wajar untuk dialami, dan adalah sesuatu yang wajar juga apabila seseorang melakukan sesuatu atas dasar rasa takut yang ia miliki. Akan tetapi sadarkah kita bahwa ketika kita melakukan sesuatu atas dasar rasa takut, pilihan kita akan terbatas pada dua jenis respon yang kedua-duanya berakar pada keinginan untuk menyelamatkan diri sendiri?. Dalam hal ini pilihan tersebut adalah lari untuk menyelamatkan diri sendiri atau melawan yang memiliki kecenderungan untuk mendegradasikan apapun yang berhubungan dengan sumber ketakutan kita.

Dalam pengalaman sehari – hari ini bisa diwujudkan diantaranya dengan berbohong (menghindar dari apa yang kita takutkan), self denial/penyangkalan diri (menghindar apabila kenyataan yang berkaitan dengan diri kita merupakan sesuatu yang kita takuti) atau bersikap tidak baik terhadap siapapun yang bisa berhubungan dengan rasa takut kita (misalnya: bersikap tidak baik pada sahabat kita yang kita anggap sebagai saingan kita dalam suatu hal). Segala respon yang dihasilkan atas dasar rasa takut sangatlah jarang yang dapat berujung pada suatu yang bersifat konstruktif. Ditambah lagi, perasaan takut (misalnya: hehilangan orang yang kita sayang, atau terlihat buruk di mata orang lain) seringkali membuat kita merasakan emosi negatif dan membuat kita sulit untuk melihat hal-hal positif yang terjadi ataupun yang sudah kita capai atau kita miliki.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kita punya pilihan? Apakah manusia adalah makhluk yang terbatas pada “rasa takut”?

Salah satu tokoh psikologi pada tahun 1943, Abraham Maslow telah memberikan dasar untuk menjawab pertanyaan tersebut. Maslow menyebutkan aktualisasi diri sebagai tingkatan teratas dari hierarki kebutuhan manusia. Hal ini secara tidak langsung menjawab bahwa manusia sebenarnya dapat berkembang lebih dari sekedar kebutuhannya (lebih dari pemenuhan kebutuhan fisiologis, lebih dari pemenuhan kebutuhan akan keamanan, lebih dari pemenuhan kebutuhan akan hubungan sosial dan lebih dari pemenuhan kebutuhan akan penghargaan akan dirinya sendiri). Saat ini teori tersebut banyak mendapat kontroversi, bahwa urutan dalam hierarki kebutuhan tersebut mungkin tidaklah sama bagi setiap orang, akan tetapi terlepas dari bagaimanapun urutan bagi setiap orang, keberadaan kebutuhan aktualisasi diri membuktikan bahwa manusia bisa lepas dari ketakutannya untuk memenuhi segala kebutuhan dasarnya untuk berkembang.

Pada perkembangan terbaru dari ilmu psikologi, yaitu Positive Psychology, disebutkan bahwa ilmu ini didasari oleh kepercayaan bahwa setiap manusia berkeinginan untuk menjalani kehidupan yang bermakna, untuk dapat mengembangkan apa yang terbaik dalam diri mereka (http://www.ppc.sas.upenn.edu). Bahwa manusia, ketika telah terlepas dari segala ketakutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebenarnya akan dapat melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dia anggap sebagai makna hidupnya; apa yang seharusnya ia lakukan dalam hidupnya. Seperti yang diungkapkan oleh Victor Frankl:

” Life ultimately means taking the responsibility to find the right answer to its problems and to fulfill the tasks which it constantly sets for each individual.”
(“Makna Hidup yang tertinggi adalah – bertanggung jawab dalam menemukan jawaban yang benar untuk setiap permasalahannya dan memenuhi tugas yang telah ditentukan untuk setiap individu”)

Dalam tulisan Michael F. Steger disebutkan bahwa; data yang dihasilkan oleh penelitian dalam empat dekade mengarah pada kesimpulan yang sama, bahwa “makna” adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Ketika seorang manusia memukan makna dalam kehidupannya, dia akan lebih mungkin untuk merasakan emosi-emosi yang menyenangkan seperti cinta dan kebahagiaan. Orang yang menemukan makna hidup juga lebih mungkin untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya, dan juga lebih mudah untuk menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Dan ketika seseorang menemukan makna dalam hidupnya, ia akan dapat menemukan tujuan dari apa yang terjadi dan apa yang ia lakukan, hal ini membuat orang-orang tersebut lebih dapat melihat masa depan yang cerah di hadapannya (http://www.psychologytoday.com/blog/the-meaning-in-life/200903/mean-or-not-mean)

Ketika semua hal sudah dipaparkan, kita semua tahu bahwa kita memiliki pilihan. Apakah kita bersedia untuk digerakkan oleh hanya sekedar rasa takut, atau kita memilih untuk menjalani sebuah hidup yang bermakna, yang digerakkan oleh tujuan dalam setiap langkah yang kita ambil? Pada kenyataannya menjalankan pilihan yang diambil tidak akan semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi pilihan untuk hidup bebas dari rasa takut tentunya membawa harapan bahwa manusia bisa berkembang lebih dari sekedar batasan respon melarikan diri atau melawan.

Reference:
Barlow, David H. & V. Mark Durand. (2008). Abnormal Psychology : an Integrative Approach 5th Edition. Australia: Wadsworth Publishing Company.
sumber:"ruangpsikologi.com
Read more ...