Live Love Laugh

Live Love Laugh

Wednesday, February 29, 2012

arti penting persediaan bagi perusahaan / pentingnya manjemen persediaan

1. Pengantar
Istilah persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumberdaya internal ataupun eksternal ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.
Persediaan {inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan erat hubungannya dengan operasional perusahaan, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan maupun industri. Jika penanganan persediaan tidak dilaksanakan dengan baik maka akan mengakibatkan resiko terganggunya proses produksi atau tidak terpenuhinya pesanan pembelian, akibatnya dapat merugikan perusahaan.
Jadi menurut saya dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara berlanjut diperoleh atau diproduksi maupun dijual. Persediaan pada perusahaan industri dan jasa adalah berbeda ditinjau dari sifat dan jenisnya, tetapi fungsinya sama yaitu untuk dijual dan merupakan unsur yang sangat aktif didalam perusahaan.
Sifat atau batasan barang yang dapat diklasifikasikan sebagai persediaan adalah bervariasi sesuai dengan aktivitas perusahaan. Ada paradigma yang salah yang banyak dianut oleh manajemen perusahaan, yaitu bahwa persediaan dianggap sebagai asset perusahaan. Karena dianggap sebagai asset, maka persediaan ini tidak diperlakukan sebagaimana mestinya dengan cara membiarkannya begitu saja karena nilainya yang besar akan menunjukkan perusahaan memiliki nilai asset yang besar. Paradigma semacam ini harus diluruskan karena sudah tidak berlaku lagi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan paradigmanya berubah. Salah satu faktornya adalah product life cycle (PLC) produk yang semakin pendek. Jika dulu satu produk bisa berumur lebih dari 1 tahun, maka saat ini kisaran umur produk hanya dalam periode bulan, terlebih lagi untuk produk elektronik atau yang berbasis Teknologi Informasi. makin pendeknya PLC memperbesar peluang produk untuk menjadi usang lebih awal. Tentu saja perusahaan tidak menginginkan produknya usang di gudang.
Faktor lain yang harus diperhatikan adalah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk persediaan. Memang banyak perusahaan, terutama yang besar, tidak mengeluarkan biaya secara langsung terkait dengan pesediaan yang mereka miliki. Mereka punya gudang sendiri, alat penanganan material sendiri, orang sendiri yang sudah dibayar secara penuh. Walaupun demikian, seharusnya biaya-biaya yang muncul terutama yang tidak tampak seperti nilai produk yang terdepresiasi, biaya karena usang atau rusak, biaya kesempatan, asuransi, pajak, utilities memiliki porsi yang tidak sedikit disamping biaya sewa gudang atau lahan. Jadi sebenarnya biaya persediaan ini jauh lebih besar daripada nilai produknya sendiri.
Dan menurut saya, persediaan pada dasarnya menyembunyikan banyak masalah yang terjadi di lapangan. Dengan persediaan yang banyak, masalah produk cacat dapat tertutupi karena output proses seolah memenuhi jumlah yang dibutuhkan, padahal produk cacatnya digantikan oleh persediaan. Masalah aliran produksi yang tidak lancar juga dapat ditutupi dengan persediaan yang banyak. Itu sebabnya dalam konsep manajemen produksi jepang, persediaan dikendalikan dengan sangat baik lewat pendekatan Just In Time.
2. Arti Penting Persediaan bagi Perusahaaan
Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikan kepada pelanggan. Persediaan bagi perusahaan, antara lain berguna untuk :

1. Pengantar
Istilah persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumberdaya internal ataupun eksternal ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.
Persediaan {inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan erat hubungannya dengan operasional perusahaan, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan maupun industri. Jika penanganan persediaan tidak dilaksanakan dengan baik maka akan mengakibatkan resiko terganggunya proses produksi atau tidak terpenuhinya pesanan pembelian, akibatnya dapat merugikan perusahaan.
Jadi menurut saya dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara berlanjut diperoleh atau diproduksi maupun dijual. Persediaan pada perusahaan industri dan jasa adalah berbeda ditinjau dari sifat dan jenisnya, tetapi fungsinya sama yaitu untuk dijual dan merupakan unsur yang sangat aktif didalam perusahaan.
Sifat atau batasan barang yang dapat diklasifikasikan sebagai persediaan adalah bervariasi sesuai dengan aktivitas perusahaan. Ada paradigma yang salah yang banyak dianut oleh manajemen perusahaan, yaitu bahwa persediaan dianggap sebagai asset perusahaan. Karena dianggap sebagai asset, maka persediaan ini tidak diperlakukan sebagaimana mestinya dengan cara membiarkannya begitu saja karena nilainya yang besar akan menunjukkan perusahaan memiliki nilai asset yang besar. Paradigma semacam ini harus diluruskan karena sudah tidak berlaku lagi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan paradigmanya berubah. Salah satu faktornya adalah product life cycle (PLC) produk yang semakin pendek. Jika dulu satu produk bisa berumur lebih dari 1 tahun, maka saat ini kisaran umur produk hanya dalam periode bulan, terlebih lagi untuk produk elektronik atau yang berbasis Teknologi Informasi. makin pendeknya PLC memperbesar peluang produk untuk menjadi usang lebih awal. Tentu saja perusahaan tidak menginginkan produknya usang di gudang.
Faktor lain yang harus diperhatikan adalah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk persediaan. Memang banyak perusahaan, terutama yang besar, tidak mengeluarkan biaya secara langsung terkait dengan pesediaan yang mereka miliki. Mereka punya gudang sendiri, alat penanganan material sendiri, orang sendiri yang sudah dibayar secara penuh. Walaupun demikian, seharusnya biaya-biaya yang muncul terutama yang tidak tampak seperti nilai produk yang terdepresiasi, biaya karena usang atau rusak, biaya kesempatan, asuransi, pajak, utilities memiliki porsi yang tidak sedikit disamping biaya sewa gudang atau lahan. Jadi sebenarnya biaya persediaan ini jauh lebih besar daripada nilai produknya sendiri.
Dan menurut saya, persediaan pada dasarnya menyembunyikan banyak masalah yang terjadi di lapangan. Dengan persediaan yang banyak, masalah produk cacat dapat tertutupi karena output proses seolah memenuhi jumlah yang dibutuhkan, padahal produk cacatnya digantikan oleh persediaan. Masalah aliran produksi yang tidak lancar juga dapat ditutupi dengan persediaan yang banyak. Itu sebabnya dalam konsep manajemen produksi jepang, persediaan dikendalikan dengan sangat baik lewat pendekatan Just In Time.
2. Arti Penting Persediaan bagi Perusahaaan
Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikan kepada pelanggan. Persediaan bagi perusahaan, antara lain berguna untuk :
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
Menurut saya dengan adanya persediaan yang mencukupi, apabila ada permintaan yang berfluaktuasi dari para konsumen, perusahaan masih tetap dapat melakukan operasi sebagaimana biasanya, karena persediaanya yang ada digudang masih bisa digunakan walau barang-barang yang untuk melakukan operasi mengalami keterlambatan, sehingga dengan adanya persediaan tidak akan menganggu jalnnya operasi perusahaan.
2. Menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
Menurut saya peranan yang ini merupakan peranan yang bermanfaat bagi perusahaan, karena apabila produk yang dihasilkan perusahaan tersebut adalah produk musiman, tentu permintaannya terjadi sesuai dengan musimnya, sehingga jika musimnya tiba, dan para pesaing kita dan kita tidak dapat memenuhi pasar, maka kita dapat menutupi permintaan pasar dengan persediaan yang ada didalam perusahaan kita, sehingga kita dapat memnuhi permintaan pasar.
3. Mempertahankan stabilitas atau kelancaran operasi perusahaan.
Menurut saya dengan adanya persediaan yang mencukupi, maka apabila ada masalah dengan proses pengiriman bahan dari penyuolai dengan perusahaan, maka dengan adanya persediaan ini dapat mempertahankan stabilitas dan kelancaran proses operasi perusahaan, sehingga perusahaan masih dapat memenuhi permintaan pasar.
4. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
Dengan adanya persediaan, maka menurut saya proses-proses produksi yang menggunakan mesin, dapat dijalankan secara optimal, karena dengan adanya persediaan, maka proses mesin-mesin dapat diogunakan secaqra terus –menerus dan bergantian, sehingga biaya untuk pemliharaan mesin dapat ditekan, dan mesin dapat digunkan secara optimal untuk menghasilkan produk.
5. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya.
Dengan adanya persediaan, maka jika terjadi permintaan yang berlebih dari para pelanggan, maka perusahaan kita dapat menutupi permintaan tersebut dengan persediaan yang tersedia digudang, sehingga para pelanggan akan merasa dihargai karena kita selalu memenuhi permintaan yang mereka butuhkan, sehingga kita dapat membuat mereka loyal pada perusahaan kita.
6. Membuat produksi tidak perlu sesuai dengan pengunaan atau penjualannya.
Menurut saya peranan yang ini, dengan adanya persediaan, proses produksi tidak perlu berjalan sesuai dengan penggunaanya, karena dengan adanya persediaan, maka perusahaan harus melihat dulu seberapa banyak persediaan yang mereka miliki, sehingga apabila persediaan berlebih maka perusahaan dapat menggunakan persediaan yang ada dulu.
Dan pengaruhnya terhadap penjulan, maka dengan adanya persediaan, jika penjualan menurun, maka proses produksi dapat dikurangi, karena persediaan masih mencukupi, jika tidak maka, persedeiaan yang ada digudang akan mengalami kelebihan.
Jadi menurut saya persediaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena berfungsi menggabungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen dengan mamaksimumkan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan dan dengan kesalahan yang kecil sehingga produk yang dihasilkan dapat maksimal. Adanya persediaan, dapat memungkinan bagi perusahaan untuk melaksanakan operasi produksi, karena faktor waktu antara operasi itu dapat dihilangkan sama sekali atau dimininumkan. Sehingga penggunaan waktu dapat dimaksimalkan dan persedian dapat mencukupi permintaan pasar.
3. Arti Penting Persediaan Produk Jadi
Setiap perusahaan mempunyai kebijaksanaan yang berbeda-beda dalam menentukan tingkat persediaan produk jadi yang ada didalam perusahaannya. Tujuan adanya persediaan produk jadi adalah untuk meredam fluktuasi permintaan. Persediaan dapat difungsikan untuk memenuhi kekurangan pasokan produk jadi di pasaran sebagai akibat permintaan yang berlebih. Oleh karena itu tingkat persediaan produk jadi yang ditetapkan manajemen perusahaan memegang peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan pemasokan produk ke pelanggan sehingga persediaan produk jadi sangat memegang peranan penting dalam pemenuhan perimtaan pasar dan konsumen.
Sehingga menurut saya pribadi, fluktuasi permintaan yang terjadi dapat dipenuhi dengan persediaan barang yang diproduksi pada saat sepi, dan persediaan tersebut dapat kita gunakan pada saat permintaan ramai atau meningkat. Biaya persediaan mencakup asuransi, beban bunga, kerusakan, serta pajak. Akumulai persediaan dan produksi yang tidak memenuhi permintaan, akan menyebabkan biaya menjadi meningkat sebagai akibat pembatalan pesanan dan ketidakpuasan pelanggan, sehingga akan berakibat besar pada perusahaan.
4. Pentingnya Perencanaan Persediaan
Setiap jenis perusahaan memiliki persediaan untuk dapat melangsungkan usahanya. Persediaan memiliki nilai yang tidak sedikit dalam aktiva perusahaan. Sebagaimana yang kita ketahui dan kita pelajari manfaat persediaan adalah untuk menjamin dapat dipenuhinya keinginan pelanggan atau konsumen yang memerlukan barang jadi atau jasa yang dihasilkan. Jadi persediaan menjadi sesuatu yang vital yang menentukan kelancaran proses produksi.
Menurut Drs. Sofyan Assauri, yang dimaksud dengan persediaan adalah: Suatu barang dalam suatu periode usaha normal, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Sedangkan menurut Drs. Bambang Riyanto : Persediaan merupakan suatu komponen atau elemen utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana terus menerus mengalami perubahan.
Dari definisi di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa istilah persediaan mencakup persediaan bahan baku dalam sebuah perusahaan manufaktur. Bahan baku ini akan mengalami suatu proses produksi yang akan menghasilkan suatu produk untuk dijual. Bahan baku ini dapat berupa suatu hasil alam ataupun produk jadi dari perusahaan lain yang menjadi pemasok.
Uang yang diinvestasikan dalam persediaan merupakan jumlah yang tidak sedikit. Sebagai aktiva perusahaan maka persediaan diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu pelaksanaan pengadaan bahan yang diperlukan harus dilakukan sebaik mungkin sesuai dengan jumlah dan waktu serta biaya yang ditekan serendah-rendahnya dengan cara melakukan perencanaan dan pengendalian.
Perencanaan dan pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan.Perencanaan menunjukkan bahwa manajer berpikir melalui sasaran-sasaran dan kegiatan mereka sebelumnya, bahwa kegiatan-kegiatan mereka lebih didasarkan pada suatu metode, rencana, atau pikiran logis ketimbang pada praduga.
Perencanaan dimulai dari rancangan produk. Baik produk biasa maupun produk kontrak khusus selalu memerlukan rangkaian tahap perencanaan guna memasukkan bahan ke dalam proses produksi.
Pengendalian selalu mengikuti sebuah perencanaan. Pengendalian atau control merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana.
Jadi untuk mencitakan persediaan yang efektif dan efisien yang mampu memenuhi permintaan pasar saat keadaan biasa ataupun permintaan disaat berfluktuasi maka dalam mengelola persedia tersebut sangat diperlukan perencanaan dan pengendalian terhadap persedian itu sendiri, sehingga pemanfaatan dan penggunaan serta memenuhi permintaan pasar dapat dilakukan secara optimal.
Read more ...

komunikasi eksternal

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur utama dalam setiap organisasi. Tanpa komunikasi yang efektif baik secara verbal maupun nonverbal tidak akan terjadi hubungan dan kerjasama yang saling pengertian, sehingga tujuan organisasi pun tidak akan tercapai. Komunikasi itu sendiri merupakan suatu proses penyampaian informasi atau warta yang mengandung macam-macam keterangan dari seseorang kepada orang lain . ( The Lian Gie, 1968 : 79).
Dalam komunikasi terjadi penyalinan informasi secara cermat mengenai gagasan seseorang kedalam pikiran orang lain sehingga tercapai pengertian yang diperlukan atau menimbulkan tindakan yang diharapkan.
Dalam setiap organisasi, komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi merupakan unsur pertama dalam berbisnis. Murphy dan Peck dalam menyoroti masalah komunikasi, menegaskan bahwa “komunikasi merupakan darh sebagai suatu sumber kehidupan bagi setiap organisasi dan merupakan suatu kunci sukses dalam karir bisnis dan kehidupan pribadi.”. Lebih tegas dikatakan bahwa komunikasi itu sangat penting, sehingga apabila tidak ada komunikasi maka organisasi itu tidak akan berfungsi . (Buchari Alma, 1987 : 190).
Meskipun kita tahu arti penting komunikasi, namun bagaimanapun masih diragukan apakah setiap orang menyadari dengan sungguh-sungguh arti atau makna dari komunikasi yang baik . Oleh sebab itu, penulis akan menguraikan pengertian dan beberapa definisi komunikasi menurut para ahli sebagai berikut :
Menurut Koontz, Donnell dan Weihrich, dalam bukunya “Management” menegaskan bahwa : “Komunikasi adalah penyampaian informasi dari pengirim kepada penerima dimana informasi itu dapat dipahami oleh si penerima.” (Koontz et.al., 1986 : 168)
Pengertian tersebut mengandung arti yang luas dan bersifat umum, hal ini dapat bermakna bahwa komunikasi ini hanya sekedar penyampaian informasi saja dari seorang komunikator terhadap komunikan .
Lebih jelas lagi, menurut P Grassman adalh sebagai berikut : “komunikasi merupakan sebuah proses yang berkelanjutan dimana seorang individu melalui bantuan symbol-simbol verbal atau nonverbal memberikan informasi kepada individu lain, yang menerima informasi tersebut dan kemudian menerjemah- kannya dalam bentuk perilaku tertentu .” (Winardi, 1990 : 513).
Namun, sebenarnya apakah komunikasi bisnis ini? Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis.
Karena Komunikasi bisnis ini merupakan komunikasi yang terjadi di dunia bisnis, kita tidak boleh melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh dunia bisnis ketika melakukan komunikasi. Biasanya komunikasi bisnis memiliki aturan yang ketat, keras, formal, terstatndar dan tanpa toleransi.

B. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja.
Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
a) Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
b) Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
Komunikasi yang efektif dapat dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :


A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur utama dalam setiap organisasi. Tanpa komunikasi yang efektif baik secara verbal maupun nonverbal tidak akan terjadi hubungan dan kerjasama yang saling pengertian, sehingga tujuan organisasi pun tidak akan tercapai. Komunikasi itu sendiri merupakan suatu proses penyampaian informasi atau warta yang mengandung macam-macam keterangan dari seseorang kepada orang lain . ( The Lian Gie, 1968 : 79).
Dalam komunikasi terjadi penyalinan informasi secara cermat mengenai gagasan seseorang kedalam pikiran orang lain sehingga tercapai pengertian yang diperlukan atau menimbulkan tindakan yang diharapkan.
Dalam setiap organisasi, komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi merupakan unsur pertama dalam berbisnis. Murphy dan Peck dalam menyoroti masalah komunikasi, menegaskan bahwa “komunikasi merupakan darh sebagai suatu sumber kehidupan bagi setiap organisasi dan merupakan suatu kunci sukses dalam karir bisnis dan kehidupan pribadi.”. Lebih tegas dikatakan bahwa komunikasi itu sangat penting, sehingga apabila tidak ada komunikasi maka organisasi itu tidak akan berfungsi . (Buchari Alma, 1987 : 190).
Meskipun kita tahu arti penting komunikasi, namun bagaimanapun masih diragukan apakah setiap orang menyadari dengan sungguh-sungguh arti atau makna dari komunikasi yang baik . Oleh sebab itu, penulis akan menguraikan pengertian dan beberapa definisi komunikasi menurut para ahli sebagai berikut :
Menurut Koontz, Donnell dan Weihrich, dalam bukunya “Management” menegaskan bahwa : “Komunikasi adalah penyampaian informasi dari pengirim kepada penerima dimana informasi itu dapat dipahami oleh si penerima.” (Koontz et.al., 1986 : 168)
Pengertian tersebut mengandung arti yang luas dan bersifat umum, hal ini dapat bermakna bahwa komunikasi ini hanya sekedar penyampaian informasi saja dari seorang komunikator terhadap komunikan .
Lebih jelas lagi, menurut P Grassman adalh sebagai berikut : “komunikasi merupakan sebuah proses yang berkelanjutan dimana seorang individu melalui bantuan symbol-simbol verbal atau nonverbal memberikan informasi kepada individu lain, yang menerima informasi tersebut dan kemudian menerjemah- kannya dalam bentuk perilaku tertentu .” (Winardi, 1990 : 513).
Namun, sebenarnya apakah komunikasi bisnis ini? Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis.
Karena Komunikasi bisnis ini merupakan komunikasi yang terjadi di dunia bisnis, kita tidak boleh melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh dunia bisnis ketika melakukan komunikasi. Biasanya komunikasi bisnis memiliki aturan yang ketat, keras, formal, terstatndar dan tanpa toleransi.

B. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja.
Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
a) Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
b) Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
Komunikasi yang efektif dapat dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1) Kerangka Acuan (frame of reference)
Wilburn Schram, dalam karyanya “ Communication Research in the United States”, yang disadur oleh Onong Uchjan Effendy menyatakan sebagai berikut : “komunikasi akan berhasil, apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni perpaduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and meaning) yang pernah diperoleh komunikan. ”(Effendy, 1985 : 18).
Jadi jelas bahwa frame of reference yang didukung field of experience merupakan factor yang penting dalam berkomunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator dan pengetahuannya sesuai dengan komunikan, maka komunikasi akan berjalan dengan lancar .
2) Faktor Situasi dan Kondisi
Yang dimaksud dengan situasi disini adalah situasi komunikasi pada saat komunikan menerima pesan yang kita sampaikan . Situasi ini akan mendukung komunikasi efektif apabila komunikator menyampaikan informasi pada saat komunikan menanti suatu pengumuman.
Begitu pula dengan kondisi, akan mempengaruhi serta mendukung efektivitas komunikasi . Seperti kondisi gaduh (noise), yang disebabka lingkunag luar, kondisi gugup yang diderita seorang komunikator dalam menyampaikan pesannya akan turut menentukan keberhasilan jalannya proses komunikasi .
3) Faktor Media Komunikasi
Media komunikasi merupakan alat untuk membantu lancarnya proses komunikasi . Yang dimaksud media disini adalah surat, memo, nota, brosur, pamphlet, bulletin, majalah, Koran, papan pengumuman, kotak saran, telephone, radio, televisi dan sebagainya . Pada saat ini telah dan sedang berkembang telemobitel, faksimil, telepon genggam, internet, e-mail dan sebagainya yang membantu lancarnya dan semakin efektifnya pesan yang dapat disampaikan lewat media tersebut.

C. Komunikasi Dalam Bisnis Eksternal
Kegiatan bisnis tidak akan berhasil jika tidak ada komunikasi. Komunikasi bisnis dapat dilakukan di dalam perusahaan dan di luar perusahaan. Di dalam perusahaan komunikasi perlu dibina secara baik dengan para karyawan agar mereka lebih yakin dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika karyawan tidak yakin, tidak mengenal secara lengkap akan produk yang dihasilkan maka mereka sulit mengkomunikasikan produk tersebut kepada orang lain di luar perusahaan.
Kemudian komunikasi intern ini sangat penting untuk menjaga kelancaran jalannya organisasi perusahaan sehingga tidak akan timbul miskomunikasi antar bagian-bagian, seksi-seksi dalam perusahaan. Komunikasi eksternal dilakukan perusahaan dalam hubungan dengan masyarakat, pemerintah pada umumnya dan khususnya terhadap para konsumen atau langganan.
1. Komunikasi dengan langganan
Dengan langganan atau konsumen perlu dibina komunikasi terus menerus agar konsumen tidak lupa dengan produk perusahaan. Bila konsumen sudah berhasil tertarik satu kali membeli produk tertentu ini belum dikatakan sukses. Dikatakan sukses apabila konsumen tersebut tetap menjadi langganan dan terbentuk pada dirinya suatu sikap yang disebut ” PATRONAGE BUYING MOTIVE” , artinya suatu sikap dimana seseorang selalu ingin berbelanja ke toko tertentu saja atau dia hanya ingin memakai barang X saja, tidak mau diganti dengan barang lain.
Patronage buying motive pada suatu toko dapat terjadi karena adanya komunikasi yang baik antara pemilik, pelayan toko dengan konsumennya seperti servis memuaskan, barang yang di jual lengkap, tersedia macam-macam fasilitas seperti lapangan parkir, barang yang diantarkan, jika perlu bisa kridit dan sebagainya.
2. Komunikasi dengan lembaga pemerintah
Di sini orang yang bergerak dibidang bisnis harus memahami peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah propinsi, kabupaten, kecamatan, RT, RW, dan sebagainya.
Kemudian perusahaan selalu berkomunikasi dengan cara mengisi formulir-formulir yang harus diisi, mematuhi segala kewajiban, memperpanjang surat-surat ijin jika sudah habis masa berlakunya seperti SIUP ( Surat Ijin Usaha Perdagangan ), mendatangi kantor Kotamadya bidang ekonomi guna mendapat ijin-ijin tertentu, ke Kantor Perindustrian, ke Kantor Dinas Perdagangan dan sebagainya.
3. Komunikasi dengan masyarakat
Perusahaan hidup ditengah-tengah masyarakat, perusahaan tidak berdiri sendiri antara keduanya terjalin suatu kerjasama dan saling berkomunikasi. Misalnya dalam merayakan hari-hari tertentu perusahaan harus mengikuti apa yang berkembang dimasyarakat. Menghadapi Hari Raya Idul Fitri, took perlu ditata sedemikian rupa menyambut hari raya tersebut, demikian pula Hari Raya Peringatan Proklamasi 17 Agustus, Tahun Baru dan sebagainya. Ini merupakan suatu cara berkomunikasi dengan masyarakat.

D. Media Komunikasi Eksternal
Media komunikasi ekternal menurut sifatnya:
Kita mengenal 4 macam komunikasi eksternal maupun media komunikasi internal, yaitu:
1) Media cetak, ialah segala barang cetak seperti surat kabar, majalah, brosur, pamflet, buletin, dan sebagainya.
2) Media visual, ialah media yang dapat dilihat seperti film, televisi, foto, lukisan, pameran
3) Media auditif, ialah media yang dapat didengar.
Termasuk jenis media ini, misalnya: radio, telepon, tape recorder, gramafon.
4) Media audio-visual ialah media yang dapat dilihat maupun yang dapat didengar, misalnya: televisi, film, video.
Menurut sifatnya media komunikasi yang dipergunakan baik untuk media komunikasi eksternal maupun untuk media internal itu sama, yaitu cetakan, visual, auditif, dan campuran (visual dan auditif), hanya pemilihan dan penetapan jenis medianya saja yang berbeda. Media komunikasi eksernal mempunyai jangkauan yang lebih luas, sedangkan media komunikasi internal hanya bersifat intern, dan jangkauannya hanya terbatas ke dalam organisasi atau kantor saja.
Di bawah ini dikemukakan beberapa jenis media komunikasi eksternal yang sering atau umum dipergunakan.
1) Pers
Dari media cetak yang umum yang dipergunakan, dan paling luas untuk diketahui dan dibaca oleh publik (masyarakat adalah surat kabar, atau yang disebut pers). Pers mempunyai fungsi antara lain:
• Sebagai alat penghubung
• Sebagai information-press, menyebarkan berita-berita, dan keterangan-keterangan kepada publik
• Sebagai opinion press, membawakan pendapat-pendapat kepada masyarakat
• Sebagai mass education-press, dengan menyajikan berbagai macam pengetahuan
2) Radio
Dari media auditif, radio sering dipergunakan dan paling banyak didengar orang setiap hari. Radio mempunyai fungsi sebagai alat untuk menyampaikan berita, keterangan-keterangan, pendapat-pendapat.
3) Film dan televisi
Dari media audio visual, film dan televisi merupakan media yang penting. Sejak didirikannya studio pemancar televisi di Jakarta pada bulan Agustus 1962 masyarakat Indonesia telah dapat menikmati siaran-siaran televisi.
Film dan televisi mempunyai fungsi untuk memberikan berbagai informasi, keterangan, pendapat, pendidikan dan hiburan.
4) Pameran
Pameran merupakan salah satu jenis media visual yang sering dipergunakan. Berbagai macam pameran telah diadakan oleh pemerintah indonesia, ataupun oleh badan-badan lainnya, misalnya, Pameran Produksi Indonesia (PPI), pameran buku (yang diselenggarakan oleh IKAPI), pameran industri, dan sebagainya
Read more ...

Penulisan surat lamaran kerja

A. Pendekatan AIDA
Sebagaimana penulisan resume, penulisan surat lamaran kerja juga perlu menggunakan pendekatan Attention, Interest, Desire, and Action (AIDA) untuk menggugah atau menarik perhatian pembaca. Pendekatan AIDA lebih menekankan pada sisi sikap pelamar kerja dan apa manfaat yang didapat pembaca.
1. Attention
Prinsip pertama dalam penulisan surat lamaran kerja adalah attention (perhatian). Artinya, pelamar kerja harus dapat meyakinkan pihak organisasi / lembaga pencari kerja (pembaca) bahwa pelamar kerja memiliki sesuatu yang bermanfaat atau dapat menumbuhkan rasa tertarik bagi pembaca.
Jelaskan ide / gagasan yang membuat pembaca antusias untuk menyimak apa yang kita tuliskan.
2. Interest
Prinsip kedua dalam penulisan surat lamaran kerja adalah interest (menarik). Artinya pelamar kerja harus dapat menarik perhatian pembaca dengan menjelaskan relevansi pesan-pesan yang disampaikan.
Dalam hal ini, pelamar kerja perlu menjelaskan dan menegaskan bahwa kualifikasi yang dibutuhkan tersebut relevan dengan kemampuan yang dimiliki dan kita mempu menyelesaikan tersebut dengan baik.
3. Desire
Prinsip ketiga dalam penulisan surat lamaran kerja adalah desire (hasrat). Artinya, pelamar kerja harus dapat menumbuhkan hasrat pembaca untuk mengetahui lebih jauh apa yang sudah dituliskan dalam surat tersebut
4. Action
Prinsip keempat dalam penulisan surat lamaran kerja adalah action (tindakan). Artinya, pelamar kerja harus dapat memberikan saran kepada pembaca untuk mengambil suatu tindakan tertentu berkaitan dengan harapan / keinginannya dalam menulis surat tersebut.

B. Pengorganisasian Surat Lamaran Kerja
Penulisan surat lamaran kerja yang baik perlu memperhatikan kaidah-kaidah baku dalam penulisan surta lamaran kerja. Artinya, seorang pelamar kerja harus memahami dan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya apa saja yang perlu dituliskan dalam surat lamaran kerja serta bagaimana pengorganisasian penulisannya.
secara umum, pengorganisasian penulisan surat lamaran kerja memiliki tiga bagian utama, yaitu :

A. Pendekatan AIDA
Sebagaimana penulisan resume, penulisan surat lamaran kerja juga perlu menggunakan pendekatan Attention, Interest, Desire, and Action (AIDA) untuk menggugah atau menarik perhatian pembaca. Pendekatan AIDA lebih menekankan pada sisi sikap pelamar kerja dan apa manfaat yang didapat pembaca.
1. Attention
Prinsip pertama dalam penulisan surat lamaran kerja adalah attention (perhatian). Artinya, pelamar kerja harus dapat meyakinkan pihak organisasi / lembaga pencari kerja (pembaca) bahwa pelamar kerja memiliki sesuatu yang bermanfaat atau dapat menumbuhkan rasa tertarik bagi pembaca.
Jelaskan ide / gagasan yang membuat pembaca antusias untuk menyimak apa yang kita tuliskan.
2. Interest
Prinsip kedua dalam penulisan surat lamaran kerja adalah interest (menarik). Artinya pelamar kerja harus dapat menarik perhatian pembaca dengan menjelaskan relevansi pesan-pesan yang disampaikan.
Dalam hal ini, pelamar kerja perlu menjelaskan dan menegaskan bahwa kualifikasi yang dibutuhkan tersebut relevan dengan kemampuan yang dimiliki dan kita mempu menyelesaikan tersebut dengan baik.
3. Desire
Prinsip ketiga dalam penulisan surat lamaran kerja adalah desire (hasrat). Artinya, pelamar kerja harus dapat menumbuhkan hasrat pembaca untuk mengetahui lebih jauh apa yang sudah dituliskan dalam surat tersebut
4. Action
Prinsip keempat dalam penulisan surat lamaran kerja adalah action (tindakan). Artinya, pelamar kerja harus dapat memberikan saran kepada pembaca untuk mengambil suatu tindakan tertentu berkaitan dengan harapan / keinginannya dalam menulis surat tersebut.

B. Pengorganisasian Surat Lamaran Kerja
Penulisan surat lamaran kerja yang baik perlu memperhatikan kaidah-kaidah baku dalam penulisan surta lamaran kerja. Artinya, seorang pelamar kerja harus memahami dan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya apa saja yang perlu dituliskan dalam surat lamaran kerja serta bagaimana pengorganisasian penulisannya.
secara umum, pengorganisasian penulisan surat lamaran kerja memiliki tiga bagian utama, yaitu :
1. Paragraf Pembuka
Surat lamaran kerja harus dibuat sebaik mungkin dan menarik perhatian (attention) bagi pembacanya. Surat lamaran kerja menyatakan secara jelas bahwa pelamar kerja sedang melamar pekerjaan, sehingga kita perlu mengidentifikasi jenis pekerjaan yang diminati.
Surat lamaran kerja yang baik, perlu mencantumkan hal-hal berikut ini :
a) Rangkuman
Pada bagian awal surat lamaran kerja, pelamar kerja perlu mengemukakan kualifikasi yang dimiliki, yang paling relavan dengan jabatan yang diinginkan dan jelaskan bahwa kualifikasi tersebut akan menguntungkan / memberikan manfaat bagi perusahaan yang dilamar.
b) Nama
Pelamar kerja dapat menyebutkan nama seorang yang sudah dikenal oleh pembaca (yang menawarkan kerja) atau seseorang yang menyarankan pelamar untuk melamar pekerjaan diperusahaan atau lembaga tersebut.
c) Sumber publikasi
Sebutkan dari mana pelamar kerja mendapat informasi tentang adanya lowongan tersebut. Sumber informasi ini antara lain surat kabar, majalah, radio. Sebutkan nama surtakabar/majalah dan tanggal penerbitan, atau nama radio dan tanggal diumumkan.
d) Pertanyaan
Gunakan kalimat tanya pada awal pada paragraf untuk menarik perhatian pembaca yang menunjukkan bahwa pelamar kerja mengetahui problem, kebutuhan, dan tujuan suatu organisasi serta mempunyai keinginan untuk membantu memecahkan masalah tersebut.
e) Cuplikan berita
Pelamar kerja dapat mengambil cuplikan berita di surat kabar atau majalah yang menyebutkan bahwa suatu perusahaan sedang merencanakan membuka kantor cabang, memperkenalkan produk baru, atau memerlukan tenaga operator.
2. Paragraf Pertengahan
Setelah menarik perhatian pembaca pada awal paragraf, pelamar kerja perlu menyajikan kualifikasi yang dimilikinya untuk mengisi suatu pekerjaan yang diinginkan. Usahakan pennjelasan dalam paragraf tersebut benar-benar sangat diminati (interest) dan sangat diharapkan (desire) oleh pembaca.
Dalam paragraf pertengahan ini pelamar kerja perlu mendiskusikan kualifikasi yang dimiliknya dari sudut pandang pembaca yang mencakup :
a) Pendidikan
Pada bagian pendidikan, pelamar akan dapat :
1) Menunjukkan bahwa kita mempunyai latar belakang dalam dunia bisnis yang cukup luas dan bidang tertentu secara mendalam
2) Menunjukkan bagaimana pendidikannya relevan dengan jenis pekerjaan yang dilamar
3) Menjelaskan bagaimana dan mengapa kita menambahkan bidang studi pilihan pentung diluar bidang studi inti.
b) Pengalaman kerja
Berbagai jenis pekerjaan yang pernah dilakukan, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilamr, dapat digunakan untuk membantu memperkuat kualifikasi yang kita miliki. Sehingga pelamar kerja dapat menunjukkan kepada pembaca bahwa :
1) Pelamar kerja memperoleh suatu pengalaman yang dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas / pekerjaan baru
2) Pelamar kerja akan dapat melakukan adaptasi dan mencoba bekerja sama dengan lingkungan.
3) Pelamar kerja dapat memikul tanggung jawab suatu pekerjaan dengan lebih baik
4) Pelamar kerja adalah orang yang mampu bekerja keras.
c) Sikap, minat, aktivitas, dan kualifikasi
Selain latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja, pelamar kerja dapat menambahkan berbagai informasi tambahan yang dapat mendukung pekerjaan yang dilamr.
Pelamar kerja dapat menjelaskan kemampuannya dalam melakukan kerja sama dengan orang lain, sikap pelamar kerja terhadap bidang pekerjaan, perusahaan, suasana kerja, dan kualitas personal.
3. Paragraf Penutup
Paragraf terakhir dari surat lamaran kerja pada umumnya berisi suatu harapan tindakan (action) sebagaimana yang terdapat pada surat-surat penjualan. Pelamar kerja dengan jelas menyatakan keinginannya untuk melakukan wawancara sesuai dengan waktu yang telah disediakan oleh perusahaan atau lembaga yang dilamar.
Untuk mempermudah pihak perusahaan menghubunginya, pelamar kerja perlu memberikan alamat yang jelas dan lengkap, termasuk nomor telepon, faksimile, alamat e-mail, dan jam berapa pelamar kerja dapat dihubungi.

C. Tips untuk Pelamar Kerja
Suatu hal yang tidak boleh dilupakan oleh pelamar kerja adalah bahwa pelamar kerja sebenarnya sedang “menjual potensi diri” kepada perusahaan secara tertulis baik mencakup kepribadian, kualifikasi, pelatihan yang pernah diikuti, pengalaman kerja dan hobi.
1. Yang perlu kita perhatikan dalam menulis surat lamaran kerja adalah :
a) Pelamar kerja harus mempunyai kualifikasi atau pengalamn kerja untuk posisi pekerjaan yang dikehendaki
b) Bangkitkan minat terhadap kualifikasi yang dimiliki
c) Tunjukkan hal-hal yang positif
d) Usahakan surat lamaran kerja rapi, bersih, dan menarik
e) Tulislah surat dari sudut pandang pembaca, bukan dari sudut pandang penulis
f) Tekankan hal-hal yang membedakan dengan pelamar lainnya
2. Yang harus kita hindari dalam menulis surat lamaran pkerjaan adalah :
a) Jangan melamar pekerjaan diluar kemampuan kita
b) Jangan mengirimkan surat lamaran kerja hasil fotokopi
c) Jangan mengatakan bahwa kita menerima jenis pekerjaan apa saja
d) Hindari kata-kata yang berlebihan
e) Jangan meminta belas kasihan terhadap perusahaan ytang dilamar
f) Hindari untuk mempersalahkan gaji, kecuali ketika ditanyakan pada saat wawancara kerja
g) Jangan memberi komentar langsung tentang karakter pribadi.




DAFTAR PUSTAKA

Purwanto Djoko, Komunikasi Bisnis, Erlangga, Surakarta, 2006
Read more ...

PENULISAN DIRECT REQUEST

A. Pengorganisasian Direct Request
Direct request atau permintaan langsung sering diartikan sebagai permintaan barang dan jasa secara langsung yang dilakukan dengan tatap muka (face to face).Dalam konteks yang lebih luas, direct request dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi kepada pihak lain untuk meminta berbagai informasi penting dengan segera dan dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, termasuk media elektronik.
Sebagai contoh, suatu organisasi tertentu mengajukan permintaan informasi tentang produk baru kepada suatu organisasi lain dengan menggunakan media elektronik, seperti telepon, faksimile, atau e-mail.
Ketika audiens mulai tertarik dengan apa yang disampaikan atau paling tidak mau bekerja sama dengan komunikator, maka pesan-pesan bisnis sebaiknya disampaikan melalui pendekatan langsung (direct request).
Bagaimana pengorganisasian direct request ?. Pada bagian awal, sajikan permintaan atau ide-ide pokok yang diikuti dengan fakta-fakta yang perlu secara rinci, yang selnjutnya diikuti dengan suatu pernyataan keramahan dari tindakan yang diinginkan. Para pengirim direct request dapat memulai dalam pendahuluan dengan memperkenalkan dirinya.
Cara yang baik untuk menyusun dairect request adalah menyatakan apa yang diinginkan pada kalimat pertama, kemudian diikuti penjelasannya. Gunakanlah bahasa yang sopan dalam penulisan surat direct request. Sebagai contoh, “saya senang sekali ....” atau “saya sangat berterima kasih ....”.
Bagian pertengahan surat direct request biasanya menjelaskan permintaan yang sebenarnya, misalnya “saya ingin sekali memesan beberapa contoh buku referensi yang anda tawarkan pada bulan januari 2005 yang lalu.
Pada bagian terkahir, nyatakan dengan jelas tindakan apa yang diinginkan, misalnya dimana audiens dapat mencari informasi atau produk, batas waktunya, dan sebagainya. Kemudian akhiri dengan suatu pernyataan yang ramah yang mengingatkan audiens akan pentingnya permintaan tersebut, misalnya, “jika buku-buku referensi terjual lancar, anda dapat memesan buku-buku tambahan dari Jawita bookstore”.
Organisasi direct request mencakup :

A. Pengorganisasian Direct Request
Direct request atau permintaan langsung sering diartikan sebagai permintaan barang dan jasa secara langsung yang dilakukan dengan tatap muka (face to face).Dalam konteks yang lebih luas, direct request dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi kepada pihak lain untuk meminta berbagai informasi penting dengan segera dan dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, termasuk media elektronik.
Sebagai contoh, suatu organisasi tertentu mengajukan permintaan informasi tentang produk baru kepada suatu organisasi lain dengan menggunakan media elektronik, seperti telepon, faksimile, atau e-mail.
Ketika audiens mulai tertarik dengan apa yang disampaikan atau paling tidak mau bekerja sama dengan komunikator, maka pesan-pesan bisnis sebaiknya disampaikan melalui pendekatan langsung (direct request).
Bagaimana pengorganisasian direct request ?. Pada bagian awal, sajikan permintaan atau ide-ide pokok yang diikuti dengan fakta-fakta yang perlu secara rinci, yang selnjutnya diikuti dengan suatu pernyataan keramahan dari tindakan yang diinginkan. Para pengirim direct request dapat memulai dalam pendahuluan dengan memperkenalkan dirinya.
Cara yang baik untuk menyusun dairect request adalah menyatakan apa yang diinginkan pada kalimat pertama, kemudian diikuti penjelasannya. Gunakanlah bahasa yang sopan dalam penulisan surat direct request. Sebagai contoh, “saya senang sekali ....” atau “saya sangat berterima kasih ....”.
Bagian pertengahan surat direct request biasanya menjelaskan permintaan yang sebenarnya, misalnya “saya ingin sekali memesan beberapa contoh buku referensi yang anda tawarkan pada bulan januari 2005 yang lalu.
Pada bagian terkahir, nyatakan dengan jelas tindakan apa yang diinginkan, misalnya dimana audiens dapat mencari informasi atau produk, batas waktunya, dan sebagainya. Kemudian akhiri dengan suatu pernyataan yang ramah yang mengingatkan audiens akan pentingnya permintaan tersebut, misalnya, “jika buku-buku referensi terjual lancar, anda dapat memesan buku-buku tambahan dari Jawita bookstore”.
Organisasi direct request mencakup :
1. Pembukaan
Aturan umum untuk bagian pertama dari suatu direct request adalah menulis yang tidak sekedar dipahami, tetapi juga untuk menghindari kesalahpahaman. Sebagai contoh, jika kita meminta data sensus 2004 dari suatu lembaga pemerintah, ada kemungkinan orang yang menangani permintaan kita tersebut tidak tahu apakah yang kita inginkan adalah suatu rangkuman data yang satu atau dua halaman atau suatu laporan sensus yang rinci.
Oleh karena itu, pada kalimat permulaan kita harus menyatakan permintaan secara lebih khusus yang memungkinkan pembaca dengan mudah dapat memahami maksud isi surat tersebut.
2. Penjelasan rinci
Agar penjelasan terhadap hasil perkembangan kata-kata pembuka lebih lancar, kita perlu membuat kalimat pertama dibagian pertengahan surat yang kita buat dengan berorientasi pada pemberian manfaat bagi pembaca.
Pendekatan lain yang dapat diterpakan untuk bagian pertengahan adalah membuat serangkaian pertanyaan, terutama jika permintaan kita menyangkut perlengkapan yang sangat kompleks. Seperti spesifikasi secara teknis, dimensi, dan kegunaan dari suatu produk.
Jika permintaan kita lebih dari satu jenis, kita sebaiknya membuat daftar dan memberi nomor secara berurutan. Ada 2 hal yang membuat permintaan kita dapat ditangani dengan segera, yang pertama, buatlah pertanyaan yang langsung mengenai inti permintaannya, kedua, hindari meminta informasi yang sebenarnya kita bisa memperoleh sendiri.
3. Penutup
Bagian penutup surat sebaiknya diisi dengan suatu permiantaan beberapa tanggapan khusus, lengkap dengan batas waktunya, dan ekspresi terhadap apresiasi atau pemberian goodwiil. Untuk mempermudah pembaca, cantumkan beberapa informasi penting seperti nomor telepon, jam kerja, dan petugas yang dapat dihubungi.

B. Permintaan Informasi Rutin
Bila kita ingin mengetahui tentang suatu hal, untuk memperoleh opini dari seseorng atau memberikan saran untuk melakukan suatu tindakan, kita biasanya perlu bertanya. Contoh permintaan secara sederhana adalah menanyakan apa yang dapat anda kerjakan atau mengapa saya membuat permintaan.
Surat-surat permintaan secara rutin layak memperoleh perhatian. Dalam kebanyakan organisasi, memo dan surat-surat seperti itu dikirim ke ratusan bahkan ribuan karyawan, konsumen, dan pemegang saham. Oleh karena itu, ketika menulis surat-surat permintaan rutin, kita harus menjaga maksud/tujuan menulis pesan dalam ingatan kita. Kita harus bertanya pada diri sendiri apa yang kita inginkan terhadap pembaca setelah mereka memahami pesan yang kita sampaikan.
Dalam kaitannya dengan direct request, permintaan dapat bersal dari dalam maupun luar organisasi bisnis.
1. Permintaan di dalam organisasi
Beberapa pesan permintaan dapat dibuat lebih permanen dalam bentuk tertulis, seperti memo. Memo dalam bentuk tertulis akan dapat menghemat waktu dan membantu audiens mengetahui secara tepat apa yang diinginkan. Pengiriman memo dpat dilakukan antara karyawan dengan karyawan, antara pimpinan dengan karyawan, antara pimpinan dengan supervisor, atau antara supervisor dengan karyawan.
Bentuk ini dimulai dengan pernyataan yang jelas mengenai alasan penulisan, kemudian diikuti dengan penjelasan yang lebih mendalam dan diakhiri dengan tindakan yang dikehendaki.
2. Permintaan ke luar organisasi
Sebagai seorang pelaku bisnis, tentunya kita perlu berkomunikasi dengan para pelanggan, pemasok, dan perusahaan lain untuk berbagai keperluan bisnis yang akan digunakan untuk memperoleh informasi.
Disamping itu, kita bisa memberi respons terhadap iklan yang dipasang disuatu surat kabar. Dalam hal ini perlu kita perhatikan tiga hal, yaitu :
• dimana kita membaca iklan tersebut (nama surat kabar, halaman, tanggal, hari, bulan, tahun)
• jelaskan apa yang kita inginkan atau maksudkan
• cantumkan alamat kita yang jelas dan lengkap untuk balasan sirat kita tersebut


C. Menulis Direct Request untuk Pengaduan
Kapan saja merasa tidak puas terhadap produk, jasa atau kebijakan perusahaan, kita perlu mengadukan masalah atau keluhan yang kita hadapi kepada orang-orang yang sangat berkompeten sesegera mungkin. Surat tersebut bisa berbentu “surat pengaduan (claim letter) dan surat penyesuain (adjustment letter).
Kedua istilah tersebut berkaitan dengan masalah kepuasan konsumen. Dalam surat direct request, kita mungkin dapat meminta salahsatu dari berikut ini :
1. Pengembalian barang yang sudah dibeli
2. Meminta pengiriman barang yang baru sesuai yang dipesan
3. Penggantian sebagian atau seluruh bagian yang rusak
4. Perbaikan gratis
5. Pengurangan harga kerna produknya ada yang cacat atau rusak
6. Pembatalan atas suatu pesanan produk
7. Pembutlan atas kelsalahan penagihan produk
8. Koreksi atas kesalahan dalam nota pembayaran
9. Penjelasan atas perubahan kebijakan atau prosedur
Kebanyakan organisasi perusahaan yang progresif ingin mengetahui apakah kita merasa puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa yang mereka berikan. Konsumen yang puas akan memberikan positif bagi suatu organisasi, sedangkan konsumen yang tidak puas akan berdampak negatif terhadap organisi tersebut.
Dalam menulis surat pengaduan perlu diperhatikan beberapa hal ini :
1. Jelaskan masalah yang kita hadapi secara rinci
Uraikan dengan jelas dan rinci masalah atau keluhan yang kita rasakan, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami apa masalah sebenarnya
2. Lampirkan informasi pendukung, seperti faktur pembelian
Untuk lebih memperkuat surat pengaduan, kita harus memberikan bukti-bukti atau dokumen-dokumen pendukung. Sehingga dapat memperkuat surat pengaduan yang kita buat
3. Usahakan nada surat kita tidak marah atau emosional
Dalam membuat surat pengaduan, coba usahakan untuk bersifat rasional dan tidak bersifat emosional.
4. Permintaan tindakan khusus
Dalam surat pengaduan yang kita buat, perlu dukemukakan apa harapan atau keinginan kita dikemudian hari terhadap adanya pengaduan tersebut. Jangan lupa cantumkan nama, alamat, dan nomor telepon secara lengkap.

D. Surat Undangan, Pesanan, dan Reservasi
1. Surat Undangan
Penulisan surat undangan biasanya menggunakan pendekatan langsung. Dalam hal ini, pendekatan langsung mencakup tiga komponen, yaitu :
• Ide pokok (main idea)
• Penjelasan rinci (explanations)
• Penutup (close courtsey)
Ide pokok dalam pargraf pertama berisi undangan. Selanjutnya diikuti dengan penjelasan yang lebih rinci tentang ide pokok di awal surat tersebut. Berikutnya diakhiri dengan penutup yang berisi suatu harapan atau tindakan yang diinginkan dan ucapan terima kasih.
2.Surat Pesanan dan Reservasi
Surat pesanan paling tidak mencakup tiga komponen penting, yaitu :
• Pernyataan rinci apa yang kita pesan
• Metode pengirimannya
• Cara pembayarannya

E. Permintaan Kredit
Bagaimana kita dapat memperoleh kredit? Secara sederhana ada dua tahap yang perlu kita perhatikan, yaitu :
1. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh lembaga perkreditan yang ada
2. Mengirimkan / melampirkan berbagai data pendukung penting yang diperlukan dalam proses memperoleh kredit tersebut
Dalam surat permohonan kredit, disamping data pribadi kita, jenis usahanya, dan jumlah besar kecilnya kredit yang diminta, juga harus didukung dengan berbagai dokumentasi penting dan prospek bisnis kita dimasa depan.
Hal ini penting bagi lembaga perkreditan untuk menilai kelayakan kita dalam memperoleh kredit, baik dilihat dari sisi besarnya kredit maupun jangka waktu pengembaliannya
Read more ...

Tuesday, February 28, 2012

MENCIPTAKAN PERTUKARAN HASIL SAMPING ANTAR PERUSAHAAN

A. Apa yang Dimaksud dengan Pertukaran Hasil Samping
Banyak sebutan yang diberikan pada pertukaran hasil samping, ada yang menyebutnya dengan by-product synergy, by product network, dan lainnya. Namun pada dasarnya pertukaran hasil samping tersebut merupakan sekumpulan perusahaan yang memanfaatkan dan mempertukarkan hasil sampingnya sebagai bahan baku lagi dari satu perusahaan kepada perusahaan lain, daripada hanya membuangnya sebagai sampah atau limbah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi.
Perwujudan dari suatu pertukaran hasil samping merupakan hal yang paling esensial dalam penerapan strategi dalam melaksanakan konsep ekologi industri. Sehingga terlibat dalam proses pertukaran hasil samping menjadi suatu cara yang mudah bagi suatu perusahaan untuk memulai praktek efisiensi penggunaan sumber daya dan belajar dengan cara lain untuk memperbaiki performa lingkungannya.
Ada banyak strategi lain untuk mencapai efisiensi yang tinggi dalam pemanfaatan sumber daya dan meminimalisasi pembuangan limbah. Mengembangkan sebuah pertukaran hasil samping dapat juga menjadi suatu peluang bisnis lain bagi daerah setempat, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan lain bagi para pengembang sebuah kawasan industri.
Anatara satu perusahaan dan perusahaan lain yang melakukan pertukaran hasil samping mungkin saja tidak memiliki kelayakan yang pantas untuk melakukan pertukaran hasil samping baik dari sisi quantitas maupun kualitas yang akan dipertukarkan. Sehingga apabila pertukaran ini dilakukan, malah tidak akan meningkatkan efisiensi, tetapi dapat meningkatkan biaya.
Jadi untuk mewujudkan suatu pertukaran hasil samping, tidak hanya sebatas pertukaran material atau energi saja, akan tetapi membutuhkan dari banyak pihak, sehingga pertukaran hasil samping yang dikembangkan tidak hanya mendorong keuntungan dari sisi lingkungan saja, tetapi juga memberikan keuntungan bagi ekonomi (peningkatan efisiensi dan produktivitas) dari para pelaku yang terlibat, serta mendorng pembangunan masayrakat dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

B. Peluang Pertukaran Hasil Samping
Peluang untuk memanfaatkan hasil samping sebagai upaya untuk memperoleh keuntungan secara ekonomi dan lingkungan sangat besar. Dan untuk menemukan potensi hasil samping yang bisa dipertukarkan dapat dilakukan untuk jenis industri apa saja, selama proses pertukaran tersebut menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan anatara dua belah pihak.
B.1 Potensi Pertukaran Hasil Samping dari produk-produk Pertanian
Pertanian dapat kita sebut sebagai sektor dasar, yaitu sektor yang sangat berperan sebagai sektor sektor penghasil bahan baku bagi sektor lain. Buangan-buangan dari hasil pertanian ini memiliki potensi yangsangat besar, karena pada umumnya sampah/buangan sektor pertanian merupakan bahan-bahan organik. Paling tidak hasil buangan seperti ini dapat dikembalikan lagi ke alam sebagai penambah zat hara atau pupuk organik bagi tanah.
Pola pemanfaatan hasil pertanian untuk produk hasil samping :

A.Apa yang Dimaksud dengan Pertukaran Hasil Samping
Banyak sebutan yang diberikan pada pertukaran hasil samping, ada yang menyebutnya dengan by-product synergy, by product network, dan lainnya. Namun pada dasarnya pertukaran hasil samping tersebut merupakan sekumpulan perusahaan yang memanfaatkan dan mempertukarkan hasil sampingnya sebagai bahan baku lagi dari satu perusahaan kepada perusahaan lain, daripada hanya membuangnya sebagai sampah atau limbah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi.
Perwujudan dari suatu pertukaran hasil samping merupakan hal yang paling esensial dalam penerapan strategi dalam melaksanakan konsep ekologi industri. Sehingga terlibat dalam proses pertukaran hasil samping menjadi suatu cara yang mudah bagi suatu perusahaan untuk memulai praktek efisiensi penggunaan sumber daya dan belajar dengan cara lain untuk memperbaiki performa lingkungannya.
Ada banyak strategi lain untuk mencapai efisiensi yang tinggi dalam pemanfaatan sumber daya dan meminimalisasi pembuangan limbah. Mengembangkan sebuah pertukaran hasil samping dapat juga menjadi suatu peluang bisnis lain bagi daerah setempat, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan lain bagi para pengembang sebuah kawasan industri.
Anatara satu perusahaan dan perusahaan lain yang melakukan pertukaran hasil samping mungkin saja tidak memiliki kelayakan yang pantas untuk melakukan pertukaran hasil samping baik dari sisi quantitas maupun kualitas yang akan dipertukarkan. Sehingga apabila pertukaran ini dilakukan, malah tidak akan meningkatkan efisiensi, tetapi dapat meningkatkan biaya.
Jadi untuk mewujudkan suatu pertukaran hasil samping, tidak hanya sebatas pertukaran material atau energi saja, akan tetapi membutuhkan dari banyak pihak, sehingga pertukaran hasil samping yang dikembangkan tidak hanya mendorong keuntungan dari sisi lingkungan saja, tetapi juga memberikan keuntungan bagi ekonomi (peningkatan efisiensi dan produktivitas) dari para pelaku yang terlibat, serta mendorng pembangunan masayrakat dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

B. Peluang Pertukaran Hasil Samping
Peluang untuk memanfaatkan hasil samping sebagai upaya untuk memperoleh keuntungan secara ekonomi dan lingkungan sangat besar. Dan untuk menemukan potensi hasil samping yang bisa dipertukarkan dapat dilakukan untuk jenis industri apa saja, selama proses pertukaran tersebut menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan anatara dua belah pihak.
B.1 Potensi Pertukaran Hasil Samping dari produk-produk Pertanian
Pertanian dapat kita sebut sebagai sektor dasar, yaitu sektor yang sangat berperan sebagai sektor sektor penghasil bahan baku bagi sektor lain. Buangan-buangan dari hasil pertanian ini memiliki potensi yangsangat besar, karena pada umumnya sampah/buangan sektor pertanian merupakan bahan-bahan organik. Paling tidak hasil buangan seperti ini dapat dikembalikan lagi ke alam sebagai penambah zat hara atau pupuk organik bagi tanah.
Pola pemanfaatan hasil pertanian untuk produk hasil samping :

Sebagai contoh, seperti halnya yang dilakukan oleh para petani kita dahulu ketika selesai masa panen, mereka membiarkan tumpukan jerami dibekas sawah haingga membusuk sendiri. Potensi seperti ini mungkin saja dapat dijadikan pupuk bagi pengganti zat hara yang hilang setelah panen padi. Atau juga kotoran ternak yang dijadikan sebagai pupuk bagi tanaman. Bahkan di Sukabumi, para petani karet juga menggunakan kotoran sapi sebagai pengganti pupuk pada pohon karet mereka, untuk mengurangi penggunan pupuk kimia yang harganya sangat tinggi.
Dari beberapa contoh penerapan hasil samping, yang sudah berkembang kebanyakan berasal dari produk-produk pertanian hasil perkebunan. Karena produk pertanian dari perkebunan merupakan tanaman besar dan diusahakan dalam skala besar. Gambaran beberapa potensi ini mungkin dapat kita lihat dari “Pohon Industri” masing-masing produk. Beberapa pohon industri ini sudah dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI, diantaranya :
1. Perkebunan karet
Usaha perkebunan karet akan menghasilkan getah karet sebagai produk utamanya. Selain disadap untuk diambil getahnya, tanaman karet sebenarnya mempunyai keunggulain yang sangat menarik, yaitu kayu.
Setelah berumur 25-30 tahun, pohon karet dapat dianggap tidak produktif lagi, sehingga harus segera dilakukan peremajaan kembali. Saat itulah semua pohon karet yang sudah tua ditebang dan diganti dengan bibit lainnya.
Dengan usia yang sudah tua tersebut, sudah pasti pohon karet akan melewati persyaratan ekolabeling bila di ekspor ke manca negara. Karena saat ini, di negara-negara eropa, penggunaan kayu karet untuk furnitur mengalami pertumbuhan yang cukup cepat. Dari pada hanya dibiarka di negara kita yang kurang dimanfaatkan oleh petani kita dan hanya sebatas kayu bakar saja.
Di Malaysia, 80% kayu untuk furnitur yang diekspor keluar negerioleh negara ini berasal dari kayu karet. Dan bisa kita bayangkan apabila hal ini terjadi pada perkebunan karet kita, yang mempunyai luas lahan yang sangat besar. Maka potensi pengembangan industri furnitur dari pohon karet di Indonesia akan menjadi sangat besar. Dengan syarat manajemen sistem tanaman karet yang baik harus diterapkan, sehingga ada pengelolaan waktu peremajaan yang terncana, supaya suplai kayu karet selalu tersedia.

2. Hasil samping dari industri gula
Indonesia adalah negara 5 besar didunia sebagai penghasil gula tebu dunia. Dengan demikian, potensi limbah dari industri ini sudah layak dijadikan pertimbangan untuk bisa dimanfaatkan. Bahwa menurut penelitian salah satu potensi hasil sampingan tebu itu sendiri yaitu ampas tebu, sangat potensial dijadikan sebagai salah satu bahan atau pengganti kayu sebagai bahan pembuat kertas (pulp).
Secara global tercatat potensi industri kertas sebenarnya sangat besar sekali, karena setiap tahunnya konsumsi kertas dunia terus bertambah.tetapi adanya efek global warmin memberikan kekawatiran pula terhadap pertumbuhan industri ini. Akhirnya para ahli berupaya mencari jalan pengganti bahan baku industri kertas ini, dari yang berasal dari kayu diganti dengan bahan lain yang lebih ramah lingkngan, yang dikenal sebagai industri (kertas hijau green paper industri).
Hasil tebu diproses di industri gula menghasilkan produk gula dan produk samping tetes tebu serta selulosa. Tetes tebu digunakan sebagai bahan baku industri penyulingan etanol sedangkan serat selulosa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kertas. Pada industri kertas dihasilkan produk kertas dan limbah lumpur yang telah diolah dapat menjadi bahan baku industri pupuk organik. Industri penyulingan etanol dapat menghasilkan produk etanol dan efluen yang dapat dijadikan bahan baku industri biogas. Industri biogas dapat menghasilkan energi yang dapat memasok kawasan tersebut
Skema Pemanfaatan Produk Hasil Samping Pabrik Gula :

Dan dalam satu hasil penelitian ahli tersebut, ampas tebu dianggap sebagai potensi bahan yang potensial. Di negara Cina sudah mulai mengembangkan industri kertas dengan menggunankan ampas tebu.
Dan jika kita lihat dari potensi ini, maka mungkin saja ini dapat sebagai pemicu untuk tumbuh kembangnya industri tebu kita, untuk penutup biaya produksi yang terlalu tinggi selama ini yang selalu dianggap sebagai penyebab gula Indonesia tidak bisa bersaing dengan gula impor. Selain sebagai pembuat kertas, ampas tebu juga dikembangkan sebagai biomass energi yang potensial.
Jadi apabila potensi-potensi ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, mungkin hal ini juga akan mendorng tumbuhnya industri gula Indonesia. Hal ini disebabkan potensi pertukaran hasil samping ini akan menutupi kebutuhan biaya produksi yang tinggi.

3. Perkebunan kelapa sawit
Selain karet dan tebu, Indonesia juga merupakan negara penghasil minyak sawit (Crup Palm Oil/CPO) terbesar di dunia setelah Malaysia. Banyak sekali potensi limbah atau juga hasil samping dari CPO yang dapat dimanfaatkan kembali. Minyak sawit diperoleh dari kandungan minyak yang berasal dari tandan sawit, sehingga dalam prosesnya sangat banyak sekali potensi limbah dan hasil sampingnya.
Yang bisa dimanfaatkan dari hasil samping sawit, misalnya :
1) Kernel (biji sawit)
Biji sawit ini juga dapat diolah lagi menjadi produk minyak. Pengolahan biji sawit ini sudah banyak dilakukan oleh berbagai industri, bahkan di Malaysia sudah banyak berkembang. Hasil penelitian lain menyebutkan bahwa, biji swait juga dapat sangat bagus sebagai pakan ikan, karena mengandung protein yang cukup bagis bagi pertumbuhan ikan.
2) Cangkang biji sawit
Cangkang sawit dianggap sebagai salah satu potensi hasil samping lain ynag dimanfaatkan sebagai sumber energi, cangkang biji sawit ini sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar generator di industri-industri besar sawit.
3) Tandan buah kosong
Merupakan tandan kosong dari buah sawit yang sudah diekstrak minyaknya. Selama ini di pabrik pengolahan sawit, tandan kosong ini hanya diproses melalui proses pembusukan dan kemudian dimanfaatkan kembali sebagai pupuk bagi tanaman sawit itu sendiri. Namun di beberapa negara sudah mulai memanfaatkan tandan kosong ini sebagai salah satu bahan pulp untuk pembuatan kertas sebagai pengganti kayu.
4) Limbah cair
Dilakukan pemisahan terlebih dahulu antara minyak dan airnya. Sebelum air tersebut digunakan untuk mesin pemanas generator yang berfungsi sebagai suplai energi sebagai mesin penggerak mesin di pabrik CPO tersebut. Bahkan dari peneleitian yang dilakukan, gas yang dihasilkan dari proses pengeskraksian minyak sawit juga bisa dimanfaatkan menjadi biogas.
Beberapa teknologi yang telah dikembangkan saat ini limbah cair kelapa sawit dapat menghasilkan biogas, pakan ternak, bahan pembuat sabun, serta pembuatan biodiesel, dan air sisanya dapat digunakan untuk pengairan bila telah memenuhi standar baku mutu lingkungan, tetapi bila limbah cair ini tidak ditangani dengan baik dan profesional akan mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Skema pemanfaatan dan tital produk hasil samping industri kelapa sawit :



B.2 Potensi Pemanfaatan Hasil Samping Pertambangan
Dari sisi lingkungan industri pertambangan dianggap sebagai industri yang memiliki peran sebagai “pengrusak lingkungan”. Karena pada umumnya industri ini merupakan industri galian dan juga industri yang menggunakan berbagai macam bahan kimia. Bahkan biasanya lahan yang sudah dijadikan lahan tambang dan ketika kandungan bahan tamabngnya sudah habis, lahan tersebut pada umumnya akan menjadi lahan mati, dan sangat sulit dilakukan direklamasi atau reboisasi kembali. Namun demikian sektor tidak bisa lepas dari kehidupan kita, misal minyak bumi, gas bumi, batu bara, dan berbagai macam kelompok.
Karena hal-hal tersebut kemudian muncul berbagai usaha bagaimana penggunaan bahan tambangan ini dapat dimanfaatkan seminimal mungkin dan juga mengurangi dampak terhadap lingkungan. Salah satu contoh potensi penerapan prinsip pertukaran hasil samping dari industri logam misalnya adalah logam aluminium. Logam ini merupakan salah satu logam yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena sifat-sifatnya yang kuat, memiliki densitas yang rendah (ringan), tidak berkarat, dan pengantar listrik yang baik.
Tidak seperti logam-logam lain, seperti cadmium dan timah, penggunaan dan pembuangan aluminium sebenarnya tidak memberikan efek-efek tertentu terhadap lingkungan, sebab logam ini sangat mudah untuk didaur ulang. Tetapi permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh logam ini adalah ketika proses penambangan dan pembuatan logam tersebut.
Potensi terjadinya pada pertukaran hasil samping dari proses pengekstraksian alumunium adalah Gallium. Gallium bila dikombinasikan dengan arsenik atau indium dan sangat bermanfaat sebagai semikonduktor, untuk sirkuit pada pengantar listrik, photoektrolik, dan laser. Namun permasalahannya adalah, dalam proses pembuatannya dibuthkan galium yang cukup besar dibandingkan dengan logam lain.
Memang pertukaran produk samping industri tambang lebih rumit dibandingkan dengan industri pertanian. Salah satu praktek terbaik yang lebih nyata dari pertukaran hasil samping limbah sektor pertambangan diantaranya adalah seperti yang dilakukan di kalundborg yang melibatkan industri pertambangan yaitu industri semen dan juga gypsum.
Jadi, jika pemanfaatan dari hasil samping pertambangan ini tidak bisa di atur sebaik mungkin, maka akan banyak efek samping kerugian yang akan ditimbulkannya, baik untuk perusahaan itu sendiri ataupun masyarakat sekitarnya.
C. Langkah-Langkah Membentuk Pertukaran Hasil Samping
1. Mengerahkan dan Mengelola Segala Dukungan
1) Memperkuat tekad para pelaku bisnis yang akan terlibat dalam proyek
Hal yang paling utama dilakukan adalah mengerahkan komitmen semua kalangan bisnis untuk sukses mengembangkan hasil samping itu. Idealnya secara personel, para peserta yang akan ikut dalam pertukaran hasil samping ini sudah pernah melakukan pengelolaan terhadap limbah atau buangan yang sifatnya memberi nilai tambah pada limbah atau buangan dari perusahaan mereka tersebut.
2) Menciptakan kesadaran keuntungan ekonomi, lingkungan dan sosial dari pertukaran hasil samping yang dilakukan
Membuat pembicaraan sebelum program dijalankan oleh para pelaku dan pihak yang terkait. Komunikasi ini dapat dilakukan melalui berbagai bentuk seperti forum workshop, seminar, publikasi pada media masa seperti surat kabar dan majalah, dan membuat suatu web side yang mempublikasikan langkah-langkah perkembangan apasaja yang sudah dilakukan. Segala bentuk komunikasi yang dikembangkan dalam mensukseskan proyek pertukaran hasil samping ini haruslah terintegrasi dengan strategi-strategi EIP secara keseluruhan terutama dalam upaya efisiensi penggunaan sumber daya alam, konsep desain untuk lingkungan, pencegahan polusi dan pengurangan buangan atau limbah dalam setiap langkah dalam daur hidup produk.
3) Merangkul sektor publik penyedia bantuan keungan, insentif atau dukungan regulasi, termasuk didalamnya perguruan tinggi dan sekolah-sekolah teknik.
Lembaga-lembaga perencanaan pembangunan ekonomi, lingkungan dan lembaga-lembaga pengelolaan lingkungan selayaknya memiliki ketertarikan sendiri dalam mencapai efisiensi ekonomi penggunaan sumber daya melalui kerja sama atau aliansi dalam proyek EIP melalui program pertukaran hasil samping.
Mereka mungkin saja sebagai sumber finansial atau membarikan berbagai bentuk dukungan lainnya dalam segala aktivitas EIP dan juga ikut membantu membangun komunikasi antar berbagai pihak terkait. Perguruan tinggi dan para ilmuan lingkungan dan ekonomi dapat memberikan dukungan sebagai pengumpul dan pengolah data berbagai inovasi-inovasi yang akan dikembangkan dalam proyek ini.
4) Mengidentifikasi entiti bisnis dalam pertukaran hasil samping
Satu dari banyak faktor keberhasilan pertukaran hasil samping yang dilakukan oleh beberapa perencana EIP adalah mengutamakan peluang-peluang pemanfaatan limbah/buangan dan juga hasil samping dari industri tersebut dengan tetap berdasar untuk meningkatkan jumlah nilai manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh dari aktivitas tersebut.
Banyak pihak yang bisa memunculkan entitas bisnis dari pemanfaatan hasil sampingi ini. Di antaranya dapat muncul dari:
• Manajemen kawasan industri/pengelola kawasan industri. Sebagai pengelola suatu kawasan industri, manajemen kawasan industri berusaha menciptakan dan mendorong agar kawasan industri yang direncanakan dipenuhi oleh para tenan yang memiliki aktivitas bisnis dan jaringan bisnis yang kuat serta terus menjalin hubungan yang baik dengan mereka.
• Inisiatif industri utama pada kawasan tersebut dapat sebagai pendorong untuk mewujudkan pertukaran hasil samping.
• Suatu konsultan perusahaan yang memanfaatkan potensi dari pertukaran hasil samping sebagai peluang baru untuk pemulihan investasi (investment recovery). Konsultan ini berinisiatif mengelola aliran hasil samping pada kawasan tersebut atau lintas kawasan dengan kawasan lain. Yang menjadi objek pemulihan investasi ini adalah hasil buangan akhir, dimana produk-produk non-produktif ini dianggap sebagai asset yang bisa dimanfaatkan bagi kepentingan bisnis yang dapat dikembangkan kembali, didaur ulang dan dipasarkan. Yang di anggap sebagai asset disini adalah:
1) Buangan dari steam dan proses hasil samping,
2) Kelebihan bahan baku, inventori operasi dan suplai,
3) Residu kontruksi proyek,
4) Berbagai fasilitas, peralatan dan mesin-mesin yang tidak terpakai, tidak beroperasi lagi dan menganggur,
5) Dan lain-lain.
• Biasanya perusahaan yang bergerak dibidang manajemen pemulihan investasi mengembangkan strategi-strategi dan prosedur-prosedur untuk merekap segala bentuk potensi arsip atau produk-produk yang dianggaptidak bermanfaat lagi tetapi dilihat memiliki potensi untuk menjadi produk yang lebih berharga lagi.
• Di Negara-negara maju dan beberapa Negara berkembang lainnya, sudah mulai banyak muncul lembaga atau perusahaan yang menawarkan jasa dalam hal pengelolaan bahan-bahan buangan.
• Perkembangan yang memungkinkan membentuk tim pengelola sendiri dalam suatu lokasi, salah satunya seperti yang terjadi di kalundborg.

2. Perencanaan dan Analisis
1) Temukan potensi-potensi pertukaran hasil samping dari hasil samping dan buangan potensial.
Sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi dan lembaga penelitian internasional melihat potensi-potensi pertukaran hasil samping. Hasil-hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mewujudkan suatu pertukaran hasil samping dalam kawasan industri yang akan direncanakan.
2) Menyediakan segala bentuk keperluan yang mendukung bagi proses pengembangan dan pengumpulan data dan analisis.
Dalam pengumpulan dan ketika analisis data dilakukan untuk menentukan potensi pertukaran hasil samping yang dilakukan, maka kerjasama dan dukungan dari perusahaan-perusahaan potensial untuk melakukan pertukaran hasil samping ini akan sangat diperlukan, di antaranya mungkin untuk memperoleh pertimbangan terhadap nilai jual dan potensi perdagangan dari hasil samping yang akan dikembangkan.
3) Mengidentifikasi segala bentuk hambatan dalam regulasi, praktek bisnis, dan manajemen lingkungan yang harus ditutupi, serta mengembangkan strategi-strategi untuk mengatasinya.
Sebuah pertukaran hasil samping yang baik harus bisa menemukan inovasi-inovasi yang bisa mewadahi segala bentuk regulasi tersebut. Beberapa areal inovasi tersebut dapat berasal dari:
• Bentuk aturan apa yang harus dipenuhi untuk melakukan pertukaran dari produk-produk yang berasal dari limbah cair (air). Apakah perlu suatu sistem pengolahan air limbah dulu atau apakah pengolahan air limbah tersebut dapat dilakukan.
• Apakah dalam kawasan tersebut mengizinkan pertukaran hasil samping suatu produk merupakan industri-industri yang berbeda atau campuran.
• Apabila kawasan tersebut adalah kawasan ekspor, apakah pertukaran hasil samping yang akan dilakukan akan member pengaruh terhadap perdagangan hasil samping tersebut, dan lain-lain.
4) Mengidentifikasi perusahaan yang dapat melakukan proses seleksi material, menyediakan layanan pengumpulan produk hasil samping tertentu.
Banyak sisi-sisi dalam kawasan industri dan praktek pertukaran hasil samping akan membuka peluang terbuka bisnis baru, sehingga akan mendorng pelaku bisnis tersebut mengambil bagian. Maka dari itu, perlu upaya untuk mengidentifikasi jenis jasa layanan pertukaran apa yang sebenarnya akan membantu proses pertukaran tersebut, selama layanan tersebut dirasakan perlu.
5) Mengembangkan sebuah rencana strategi untuk benar-benar bisa menerapkan pertukaran hasil samping ini keseluruh jaringan pada EIP.
Rencana strategi ini adalah aktivitas yang bisa dilakukan sehingga pertukaran produk samping tersebut benar-benar bisa dilaksanakan dengan baik. Suatu pertukaran hasil samping akan erus berkembang, untuk itu juga harus terus dilakukan penelitian dan pengembangan baik itu didalam sistem (operasional) maupun pengelolaan. Upaya ini harus masuk dalam rencana strategis bagi pengembangan EIP secara keseluruhan.

3. Monitoring dan Komunikasi
1) Mebuat sebuah peta jaringan pertukaran dan kesempatan-kesempatan untuk pertukaran.
Segala bentuk informasi pertukaran dan kesempatan-kesempatan pertukaran dimasukkan dalam sebuah data base. Melalui data base ini, semua informasi yang berhubungan dengan data-data dan hasil samping tersedia dengan lengkap. Semua data tersebut dapat diakses secara terbuka dantransparan sehingga semua pihak dapat mengevaluasi perkembangannya.
2) Menetukan parameter performansi dan pencapaian target.
Beberapa alat ukur yang mungkin dapat dipakai oleh para pelaku pertukaran hasil samping untuk mengukur progres aktivitas yang mereka lakukan, adalah:
• Rasio penggunaan bahan baku murni yang dapat didaur ulang (termasuk air).
• Rasio daur ulang yang benar-benar dilakukan terhadap potensi daur ulang lainyang memungkinkan.
• Rasio penggunaan bahan yang dapat diperbaharui terhadap bahan bakar dari fosil.
• Rasio polusi terhadap yang tidak menghasilkan polusi.
• Produktivitas material-output ekonomi per unit input material.
• Produktivitas energi-output ekonomi per unit input energi (perhitungan juga termasuk energi yang dimanfaatkan dari penggunaan limbah), dan lain-lain.
3) Menciptakan sebuah sistem komunikasi yang membantu mempercepat peningkatan performansi yang baik bagi pertisipan serta menciptakan sebuah public autreach program.
Read more ...

Sunday, February 26, 2012

ISU-ISU TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI MASA DEPAN

A.Globalisasi : Tantangan Peningkatan Keunggulan Bersaing
Perkembangan dunia menuju era globalisasi mempunyai makna bahwa pada waktunya nanti, berbagai bentuk barang , jasa, modal, teknologi, informasi, tenaga kerja dapat berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lainnya tanpa hambatan. Jadi jika kita dapat memahami bagaimana teknologi baru berkaitan dengan perusahaan baru, pasti kita dapat menyusun strategi berkompetisi di ekonomi baru. Secara garis besar ini terbagi atas competition, global bussines dan global company.
Persaingan global timbul pada suatu wilayah bersaing untuk dapat memperoleh pangsa pasar dan kesempatan. Persaingan bisnis berskala blobal mendorong industri-industri yang berada dalam suatu wilayah tersebut untuk mampu melakukan efisiensi biaya dan diferensiasi produk. Sedangkan persaingan perusahaan secara global timbul karena kegiatan pereusahaan-perusahaan transnasional milik negara-negara maju ingin melabarkan sayap bisnisnya ke negara-negara berkembang, baik dalam bentuk pembangunan pabrik baru, kerjasama patungan dengan perusahaan tuan rumah, maupun relokasi industri.
Hal inin tentu saja menjadikan persaingan antara perusahaan domestik dan perusahaan global akan semakin ketat. Masuknya perusahaan-perusahaan asing dikhawatirkan dapat merebut pangsa pasar domestik. Kerena itu, dalam menghadapi persaingan global ini perlu disusun strategi bersaing yang berpijak pada kompetensi,baik dalam hal harga, kualitas teknolgi, maupun fleksibelitas produk.
Globalisasi menciptakan diversifikasi pasar, persaingan yang semakin banyak, serta pilihan pasar yang semakin lebar. Dalam konteks ini, pengambilan keputusan dan dunia usaha perlu mengkaji secara optimal bagaimana kompetensi dan peluang ekonomi dapat sisesuaikan dengan permintaan pasar.
Untuk dapat bersaing secara global, setiap negara perlu merumuskan visi dan misinya sebagai pola sasar perkembangan wilayah-wilayah yang ada di dalamnya.Jadi konsep strategi untuk menciptakan keunggulan daya saing suatu wilayah hanya dihasilkan oleh pemikiran-pemikiran yang kreatif, inovatif, serta pemahaman yang komperhensif agar seluruh aspek yang terkait dapat diintegrasikan secara sempurna.

A.1 Sumber-Sumber Keunggulan Bersaing Wilayah
1. Konsep kompetensi inti
Keunggulan daya saing wilayah akan tercipta jika wilayah tersebut memilki kompetensi inti yang dapat dibedakan dari wilayah lain. Kompetensi inti dapat diwujudkan melalui create factor, yaitu upaya menciptakan berbagai faktor produksi yang bisa mendatangkan prestasi yang jauh lebih baik dibandingkan pesaingnya.
Kompetensi inti dapat didefinisikan sebagai proses pembelajaran kolektif dari suatu organisasi, terutama dalam kaitannya dalam kaitannya dalam kegiatan mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai keahlian dan teknolgi.
Semakin baik koordinasi dan integrasi di antara sektor-sekotr unggulan yang dikembangkan dalam suatu wilayah, kian tinggi pula tingkat kedewasaan wilayah tersebut dalam proses pembangunan, sehingga sulit bagi wilayah lain untuk menyainginya.
Wilayah yang telah mencapai kompetensi inti memiliki 4 atribut :
1. Kemampuan untuk memberikan akses pada variasi pasar yang lebih luas
2. Kemampuan memberikan kontribusi yang signifikan kepada persepsi pelanggan atas yang diperoleh dari barang dan jasa yang ditawarkan
3. Barang dan jasa unggulan yang ditawarkan sangat sulit ditiru
4. Koordinasi dan kompleks dari beragam teknolgi dan keahlian terapan

2. Kompetensi inti dan penyesuaian strategi
Upaya mencapai kompetensi inti dimulai dari dimilikinya serangkaian kompetensi yang terintegrasi, dan hal ini memerlukan proses penyesuaian.
Inti dari penyesuaian di atas adalah koordinasi, ketekunan, dan konsentrasi kebijakan dalam menghadapi serangkaian tujuan yang terbagi. Sehingga sebuah wilayah yang telah melaksanakan hal ini, berarti sudah berada dalam tahapan “kesesuaian strategi”
Yang patut menjadi perhatian pada pengambilan keputusan dalam pengembangan wilayah terhadap hubungan kompetensi inti dan penyesuaian strategi adalah perlunya sebuah perencanaan strategi wilayah yang menggerakkan organisasi dan tingkatan yang ada saat ini menjadi tingkatan kesesuaian strategi dengan lingkup bisnis yang baru.

A.Globalisasi : Tantangan Peningkatan Keunggulan Bersaing
Perkembangan dunia menuju era globalisasi mempunyai makna bahwa pada waktunya nanti, berbagai bentuk barang , jasa, modal, teknologi, informasi, tenaga kerja dapat berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lainnya tanpa hambatan. Jadi jika kita dapat memahami bagaimana teknologi baru berkaitan dengan perusahaan baru, pasti kita dapat menyusun strategi berkompetisi di ekonomi baru. Secara garis besar ini terbagi atas competition, global bussines dan global company.
Persaingan global timbul pada suatu wilayah bersaing untuk dapat memperoleh pangsa pasar dan kesempatan. Persaingan bisnis berskala blobal mendorong industri-industri yang berada dalam suatu wilayah tersebut untuk mampu melakukan efisiensi biaya dan diferensiasi produk. Sedangkan persaingan perusahaan secara global timbul karena kegiatan pereusahaan-perusahaan transnasional milik negara-negara maju ingin melabarkan sayap bisnisnya ke negara-negara berkembang, baik dalam bentuk pembangunan pabrik baru, kerjasama patungan dengan perusahaan tuan rumah, maupun relokasi industri.
Hal inin tentu saja menjadikan persaingan antara perusahaan domestik dan perusahaan global akan semakin ketat. Masuknya perusahaan-perusahaan asing dikhawatirkan dapat merebut pangsa pasar domestik. Kerena itu, dalam menghadapi persaingan global ini perlu disusun strategi bersaing yang berpijak pada kompetensi,baik dalam hal harga, kualitas teknolgi, maupun fleksibelitas produk.
Globalisasi menciptakan diversifikasi pasar, persaingan yang semakin banyak, serta pilihan pasar yang semakin lebar. Dalam konteks ini, pengambilan keputusan dan dunia usaha perlu mengkaji secara optimal bagaimana kompetensi dan peluang ekonomi dapat sisesuaikan dengan permintaan pasar.
Untuk dapat bersaing secara global, setiap negara perlu merumuskan visi dan misinya sebagai pola sasar perkembangan wilayah-wilayah yang ada di dalamnya.Jadi konsep strategi untuk menciptakan keunggulan daya saing suatu wilayah hanya dihasilkan oleh pemikiran-pemikiran yang kreatif, inovatif, serta pemahaman yang komperhensif agar seluruh aspek yang terkait dapat diintegrasikan secara sempurna.

A.1 Sumber-Sumber Keunggulan Bersaing Wilayah
1. Konsep kompetensi inti
Keunggulan daya saing wilayah akan tercipta jika wilayah tersebut memilki kompetensi inti yang dapat dibedakan dari wilayah lain. Kompetensi inti dapat diwujudkan melalui create factor, yaitu upaya menciptakan berbagai faktor produksi yang bisa mendatangkan prestasi yang jauh lebih baik dibandingkan pesaingnya.
Kompetensi inti dapat didefinisikan sebagai proses pembelajaran kolektif dari suatu organisasi, terutama dalam kaitannya dalam kaitannya dalam kegiatan mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai keahlian dan teknolgi.
Semakin baik koordinasi dan integrasi di antara sektor-sekotr unggulan yang dikembangkan dalam suatu wilayah, kian tinggi pula tingkat kedewasaan wilayah tersebut dalam proses pembangunan, sehingga sulit bagi wilayah lain untuk menyainginya.
Wilayah yang telah mencapai kompetensi inti memiliki 4 atribut :
1. Kemampuan untuk memberikan akses pada variasi pasar yang lebih luas
2. Kemampuan memberikan kontribusi yang signifikan kepada persepsi pelanggan atas yang diperoleh dari barang dan jasa yang ditawarkan
3. Barang dan jasa unggulan yang ditawarkan sangat sulit ditiru
4. Koordinasi dan kompleks dari beragam teknolgi dan keahlian terapan

2. Kompetensi inti dan penyesuaian strategi
Upaya mencapai kompetensi inti dimulai dari dimilikinya serangkaian kompetensi yang terintegrasi, dan hal ini memerlukan proses penyesuaian.
Inti dari penyesuaian di atas adalah koordinasi, ketekunan, dan konsentrasi kebijakan dalam menghadapi serangkaian tujuan yang terbagi. Sehingga sebuah wilayah yang telah melaksanakan hal ini, berarti sudah berada dalam tahapan “kesesuaian strategi”
Yang patut menjadi perhatian pada pengambilan keputusan dalam pengembangan wilayah terhadap hubungan kompetensi inti dan penyesuaian strategi adalah perlunya sebuah perencanaan strategi wilayah yang menggerakkan organisasi dan tingkatan yang ada saat ini menjadi tingkatan kesesuaian strategi dengan lingkup bisnis yang baru.

3. Kompetensi inti dan kapasitas wilayah
Secara paralel, kompetensi inti harus diikuti dengan tingginya kapasitas sektor-sektor ekonomi dalam suatu wilayah agar mampu memenuhi permintaan pasar. Untuk mengukur kapasitas suatu wilayah, ada 5 hal yang perlu diperhatikan, yakni :
a. Kecepatan
b. Konsistensi
c. Kecerdasan
d. Berawal dan berakhir dengan pasar / pelanggan
e. Kompetensi inti yang saling melingkupi
Aspek-aspek yang menjadi perhatian pengambil keputusan pengembangan wilayah dalam kaitannya dengan kapabilitas wilayah agar dapat berkompetensi di masa depan antara lain :
• Integrasi sistem, kemampuan membangun sistem yang kompleks melalui penerapan teknologi heterogen
• Pengelolaan proyek, kemampuan mengelola proyek yang kompleks dam besar
• Pengelolaan jaringan, kemampuan untuk mengoperasikan sistem jaringan yang kompleks secara efektif dan efisien
• Pengembangan infrastruktur wilayah, kemapuan secara cepat mengubah dan menyetujui pengembangan infrastruktur dengan teknolgi masa depan yang senantiasa berubah

4. Kompetensi inti dan keunggulan bersaing wilayah yang berkelanjutan Keunggulan daya saing wilayah yang berkelanjutan terletak pada sumber daya, kemampuan, aset, proses, dan sebagainya yang menyediakan wilayah sebuah atraksi yang berbeda dengan pelanggan dan keunggulan yang unik dibanding dengan wilayah lain.
Tabel berikut menunjukkan atribut-atribut yang bisa dipakai sebagai keunggulan bersaing wilayah yang berkelanjutan. Keunggulan bersaing yang berkelanjutan menghasilkan keuntungan dalam biaya/produktivitaas, nilai tambah/diferensiasi, atau fokus pelanggan.

Atribut Definisi
Persepsi pelanggan Pelanggan memandang perbedaan yang konsisten dari suatu atau lebih faktor daya tarik wilayah kritis
Karakteristik keunggulan bersaing yang berkelanjutan Perbedaan cara pandang secara langsung dapat memberikan atribut keunggulan bersaing wilayah yang berkelanjutan
Daya tahan Baik cara pandang pelanggan maupun keterkaitan keunggulan bersaing wilayah yang berkelanjutan memiliki daya tahan diatas periode waktu yang lebih panjang
Keterbukaan Detail dari keunggulan bersaing wilayah yang berkelanjutan sulit dimengrti oleh wilayah lain
Kemudahan dicapai Wilayah lain tidak memiliki akses yang sama pada sumber daya yang diperlukan untuk meniru keunggulan bersaing yang berkelnajutan yang dimilki suatu wilayah
Kemudahan ditiru Wilayah lain memiliki kesulitan untuk menyususn kembali keunggulan bersaing yang berkelanjutan yang dimilki oleh suatu wilayah yang unggul
Koordinasi Keunggulan bersaing yang berkelanjutan mensyaratkan sulitnya dan harusnya koordinasi dari beragam sumber daya
5. Kompetensi inti dan perencanaan strategi pembangunan wilayah
Penyesuain strategis menyediakan lapisan dasar yang dibutuhkan untuk sukses, sedangkan kompetensi inti dan kapasitas dipandang sebagai landasan bagi keunggulan bersaing yang berkelanjutan mendorong munculnya apa yang disebut dengan market leader.
Dalam konteks perencanaan strategi pengembangan wilayah terdapat 3 tipe wilayah, yaitu :
• Wilayah yang menawarkan kepada pasar apa yang mereka butuhkan dan secara terus menerus menjadi pengikut apa yang dibutuhkan pasar
• Wilayah-wilayah yang secara temporal sukses dalam memimpin pasar dalam arah yang tidak mereka inginkan
• Wilayah-wilayah yang selalu memimpin pasar pada arah yang mereka inginkan

A.2 Faktor-Faktor Penentu Keunggulan Daya Saing Wilayah
Porter menyebutkan ada 4 faktor pokok yang menjadi keunggulan bersaing suatu wilayah, yaitu :
1. Faktor kondisi
Faktor kondisi merupakan faktor yang sangat diperlukan dalam menciptakan keunggulan daya saing wilayah antara lain berupa :
• Sumber daya manusia, dengan berbagai indikator seperti kuantitas keahlian, gaji personal, perhitungan standar jam kerja, dan etika kerja.
• Sumber sisik (alam), dengan indikator-indikator kuantitas, kualitas, aksesibilitas perolehan, harga tanah, air, iklim, dan ukuran geografis
• Sumber daya pengetahuan, yang diidentifikasi oleh jumlah ilmuwan, ahli, dan pengetahuan pasar terhadap produk dan jasa. Sumber daya pengetahuan ini berasal perguruan tinggi, lembaga riset pemerintah, badan statistik, dll
• Sumber daya kapital/modal, indikatornya berupa jumlah dan besarnya investigasi yang disediakan untuk mendukung produk-produk unggul suatu wilayah. Sumber daya kapital bisa dalam bentuk pinjaman, surat berharga, ekuitas, dan modal
• Infrasttruktur wilayah, dengan indikator seprti tipe, kualitas, dan biaya penggunaan infrastruktur, yang mempengaruhi persaingan antar wilayah melliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan telekomunikasi, dll
2. Kondisi permintaan
Ada 3 karakteristik kondisi permintaan yang penting dalam menciptakan keunggulan daya saing wilayah :
a. Komposisi permintaan dalam negeri (distribusi permintaan untuk jenis tertentu). Hal-hal yang berhubungan dengan faktor :
• Struktur segmen permintaan, menunjukkan kemampuan untuk meraih segmen pasar terbesar
• Kemampuan untuk mengantasi kebutuhan pembeli

b. Ukuran dan pola pertumbuhan domestik, yang meliputi :
• Ukuran permintaan domestik, semakin besar ukuran pasar domestik maka semakin besar pula kesempatan keunggulan bersaing
• Jumlah pembeli bebas
• Laju pertumbuhan permintaan domestik
• Permintaan awal domestik, permintaan awal domestik untuk suatu produk sangat membantu perusahaan lokal untuk bergerak lebih awal dibandingkan pesaingnya dari wilayah lain
• Penetrasi pasar awal, penetrasi pasar awal mendorng perusahaan untuk berinovasi dan melakukan perbaikan

c. Internasionalisasi dari permintaan domestik, dapat dilakukan melalui :
• Mobilisasi atau nasionalisasi pembeli lokal, jika pembeli dari suatu produk di suatu wilayah merupakan pembeli yang memilki mobilitas tinggi atau perusahaan transregional, ,maka keunggulan bersaing perusahaaan akan tinggi, karena pembeli domestiknya juga sekaligus merupakan pembeli luar negeri
• Pengaruh kebutuhan asing, kondisi permintaan dalam negeri dapat mendorong penjualan ke luar negeri dengan cara lain, yaitu bila kebutuhan dan keinginan domestik ditrnasmisikan ke pembeli di luar negeri

3. Industri pendukung dan industri terkait
a. Keunggulan daya saing industri pemasok
Kehadiran industri yang bersaing secara global dalam suatu wilayah pada bidang/sektor yang berkaitan dengan industri lain, dapat memberikan keunggulan daya saing bagi industri tersebut.
b. Keunggulan daya saing industri terkait
Keunggulan daya saing akan tercipta jika disuatu wilayah terdapat industri yang saling terkait dan bersaing secara internasional.

4. Strategi, struktur dan persaingan perusahaan
a. Strategi dan struktur perusahaan domestik
Berbagai aspek yang mempengaruhi cara mengorganisasi dan mengelola perusahaan diantaranya adalah perilaku kewenangan, kemampuan berbahasa, nilai interaksi antara personal, norma sosial.
b. Tujuan perusahaan dan individu
• Tujuan perusahaan; tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh struktur kepemilikan, motivasi, pemilik dan pemegang saham, serta intnsif yang membentuk manejer. Sebuah wilayah akan sukses dalam sektor industrinya bila struktur kepemilikan dan motivasi manejer selaras dengan kebutuhan industri
• Tujuan individu; motivasi manejer ataupun pekerja dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan atau mengurangi kesuksesan industri. Penciptaan keunggulan daya saing yang berkelanjutan di berbagai industri membutuhkan investasi yang mengembangkan keahlian, pemahaman yang lebih baik akan industri, dan pertukaran ide lintas fungsi
c. Persaingan domestik
Pengaruh yang paling kuat terhadap keunggulan daya saing justru berasal dari persaingan domestik di dalam suatu wilayah. Persaingan membuat wilayah tersebut tetap dinamis dan terus menerus memberi tekanan pada perbaikan dan inovasi.
Persaingan domestik memaksa suatu wilayah mengembangkan produk-produk unggulan baru, memperbaiki produk yang sudah ada, menurunkan biaya dan harga, mengembangkan teknolgi baru, serta memperbaiki mutu pelayanan.
Empat keunggulan bersaing di atas, akan sangat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu perubahan/kesempatan dan juga oleh pemerintah sendiri.
1. Peran perubahan
Perubahan kadang merupakan tindakan yang paling akurat yang dapat dilakukan dalam suatu negara yang nantinya akan memberikan kekuatan luar bagi perusahaan-perusahaan, dan terkadang bagi negara itu sendiri, contohnya :
• Penemuan dalam teknolgi
• Kebijakan politik luar negeri pemerintah
• Perang
2. Peran pemerintah
Pada dasarnya pemerintah tidak berperan sebagai faktor penentu bagi keunggulan daya saing suatu wilayah. Peran pemerintah hanya sebatas mempengaruhi kondisi faktor, kondisi permintaan, serta mengatur perdagangan.
Pengaruh yang dapat diberikan pemerintah terhadap ke empat faktor penetu keunggulan daya saing adalah sebagai berikut :
• Kondisi faktor dipengaruhi melalui subsidi, kebijakan pasar modal, kebijakan pendidikan, dsb
• Kondisi permintaan dipengaruhi melalui penentuan standar produk unggulan lokal yang mempengaruhi kebutuhan pembeli termasuk pemerintah yang juga merupakan pembeli beberapa produk domestik
• Industri-industri pendukung dan terkait dalam suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh pemerintah dengan cara mengontrol periklanan
• Strategi perusahaan, struktur, dan persaingannya dipengaruhi oleh pemerintah melalui berbagai perangkat seperti kebijakan pajak

B. Tuntutan Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan
Munculnya kata-kata berkelanjutan dalam perencanaan pembangunan memberikan inspirasi bagi setiap sektor untuk juga menujun ke arah pengembangan yang lebih ramah terhadap lingkungan.
Sehingga da suatu konsep yang mendasari munculnya paradigma-paradigma untuk mewujudkan keberlanjutan dalam setiap aktivitas umat manusia. Konsep itu adalah ”Pembangunan Berkelanjutan”
Konsep berkelanjutan merupakan konsep yang sederhana namun kompleks, sehingga pengertian keberlanjutan pun sangat multi-dimensi dan multi-interpretasi. Karena adanya multi-dimensi dan multi-interpretasi ini, para ahli sepakat untuk sementara mengadopsi pengertian yang telah disepakati oleh Komisi Brundtland yang menyatakan bahwa “pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka” (Fauzi, 2004).
Pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana menyelenggarakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang. Jadi tujuan pembangunan ekonomi dan sosial harus diupayakan dengan berkelanjutan.
Pembangunan menimbulkan transformasi yang progresif pada ekonomi dan masyarakat. Suatu jalur pembangunan yang berkelanjutan dalam pengertian fisik, secara teoritik dapat ditelusuri. Akan tetapi keberlanjutan fisik tidak mungkin dapat dicapai bila kebijakan-kebijakan pembangunan mengarah pada hal-hal seperti berubahnya akses ke sumber daya serta berubahnya distribusi biaya dan keuntungan.
Menurut Munasinghe (1993), pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga tujuan utama, yaitu: tujuan ekonomi (economic objective), tujuan ekologi (ecological objective) dan tujuan sosial (social objective). Tujuan ekonomi terkait dengan masalah efisiensi (efficiency) dan pertumbuhan (growth); tujuan ekologi terkait dengan masalah konservasi sumberdaya alam (natural resources conservation); dan tujuan sosial terkait dengan masalah pengurangan kemiskinan (poverty) dan pemerataan (equity). Dengan demikian, tujuan pembangunan berkelanjutan pada dasarnya terletak pada adanya harmonisasi antara tujuan ekonomi, tujuan ekologi dan tujuan sosial.

B.1 Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Prinsip dasar setiap elemen pembangunan berkelanjutan dapat diuraikan menjadi 4 hal, yaitu :
1. Pembangunan berkelanjutan menjamin pemerataan dan keadilan sosial
Kepedulian utama dari suatu pembangunan yang berkelanjutan adalah menjawab pemerataan, untuk generasi masa sekarang dan generasi mendatang.
Strategi pembangunan harus dilandasi premis pada hal seperti lebih meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, lebih meratanya peran dan kesempatan, dan pada pemerataan ekonomi yang dicapai harus ada keseimbangan distribusi kesejahteraan.
2. Pembangunan berkelanjutan menghargai keanekaragaman (diversity)
Pemeliharaaan keanekaragaman hayati adalah persyaratan untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang.
Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.
3. Pembangunan berkelanjutan menggunakan pendekatan integratif
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Hanya dengan cara yang bermanfaat pengertian tentang kompleksnya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial, dan dengan menggunakan pengertian ini melaksanakan cara-cara yang lebih integratif dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dimungkinkan
4. Pembangunan berkelanjutan meminta perspektif jangka panjang
Pembangunan berkelanjutan mensyratkan kita agar menggunakan pendekatan jangka panjang dalam mengambil keputusan, agar pembangunan ini dapat diraskan oleh generasi mendatang.

B.2 Tantangan Ekonomi dalam “Pembangunan Berkelanjutan” : Sebuah Tantangan bagi Dunia Usaha
Persyaratan bagi perumbuhan ekonomi yang bersih dan merata tetap merupakan kesulitan terbesar diantara berbagai tantangan besar dalam pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan menuntut pasar yang terbuka dan makin makmur guna menciptakan peluang yang merata diantara berbagai negara dan masyarakat. Dengan pasar persaingan yang terbuka akan memberikan peluang yang besar bagi semua pihak dan masyarakat luas.
Proses perubahan yang tidak terhindarkan ke arah bentuk pembangunan berkelanjutan akan menentukan arah peradaban manusia masa depan. Proses ini membentuk gaya hidup kita dan karena itu menentukan cara kita melakukan usaha.
Dunia usaha harus tanggap dan terus mengembangkan keterampilannya dalam membaca pasar, mengandalkan kepiawaiaanya menguasai pasar, meramalkan pola permintaan yang terus berubah, dan juga dituntut untuk membentuk suatu sistem kepiawaian sosial guna menemukan, memahami, dan manfsirkan isyarat perubahan pola pembangunan.
Tantangan lain yang akan muncul adalah tantangan lingkungan. Sehingga pasar akan terus mendorong dilakukannya efisiensi dan mengurangi pemborosan terhadap energi dan sumber daya alam dan mengurangi pencemaran.
Read more ...