Live Love Laugh

Live Love Laugh

Monday, December 6, 2010

Harapan dan Impian

Setiap manusia sepatutnya punya impiannya masing-masing. Ya, kalopun bukan disebut impian, sebut saja keinginan. Impian dan keinginan bisa dan pasti berbeda-beda. Skala berbeda, dalam hal yang berbeda, juga dengan tingkat realisasi yang berbeda pula. Ada keinginan jangka pendek, ada impian jangka panjang.

Manusia seperti kita, diberikan hasrat, pikiran, dan kemampuan untuk memikirkan impian apa yang kita inginkan, sebesar apa keinginan kita untuk meraih impian tersebut, dan bagaimana cara terbaik ‘versi kita’ untuk mencapai hal-hal itu.

Hmm..

Saat kita dihadapkan dengan pilihan, atau mungkin ‘daftar atau list’ hal-hal apa saja yang kita inginkan, kita akan menggunakan pikiran untuk ‘memilih’ hal mana saja yang akan kita capai. Pikiran ini bisa dikuasai oleh akal, atau oleh nafsu. Dan pikiran terbaik setidaknya mengombinasikan antara keduanya dalam proporsi yang tepat, ya, akal dan nafsu. Mengapa demikian?

Ketika kita menetapkan suatu impian ‘hanya’ berdasarkan nafsu, sudah tentu semuanya akan menjadi sangat sulit ketika akan direalisasikan. Ya, sebut saja kita bisa tiba-tiba berubah menjadi terlalu banyak mau. Juga, ketika kita hanya menggunakan ‘akal pikiran’ saja, tentu hal tersebut bisa-bisa tidak sesuai dengan hati nurani. Ya, tidak sejalan dengan apa yang benar-benar kita inginkan. Begitulah sederhananya. Kombinasikan pikiran dan nafsu dengan tepat. Sederhana.

Setiap manusia sepatutnya punya impiannya masing-masing. Ya, kalopun bukan disebut impian, sebut saja keinginan. Impian dan keinginan bisa dan pasti berbeda-beda. Skala berbeda, dalam hal yang berbeda, juga dengan tingkat realisasi yang berbeda pula. Ada keinginan jangka pendek, ada impian jangka panjang.

Manusia seperti kita, diberikan hasrat, pikiran, dan kemampuan untuk memikirkan impian apa yang kita inginkan, sebesar apa keinginan kita untuk meraih impian tersebut, dan bagaimana cara terbaik ‘versi kita’ untuk mencapai hal-hal itu.

Hmm..

Saat kita dihadapkan dengan pilihan, atau mungkin ‘daftar atau list’ hal-hal apa saja yang kita inginkan, kita akan menggunakan pikiran untuk ‘memilih’ hal mana saja yang akan kita capai. Pikiran ini bisa dikuasai oleh akal, atau oleh nafsu. Dan pikiran terbaik setidaknya mengombinasikan antara keduanya dalam proporsi yang tepat, ya, akal dan nafsu. Mengapa demikian?

Ketika kita menetapkan suatu impian ‘hanya’ berdasarkan nafsu, sudah tentu semuanya akan menjadi sangat sulit ketika akan direalisasikan. Ya, sebut saja kita bisa tiba-tiba berubah menjadi terlalu banyak mau. Juga, ketika kita hanya menggunakan ‘akal pikiran’ saja, tentu hal tersebut bisa-bisa tidak sesuai dengan hati nurani. Ya, tidak sejalan dengan apa yang benar-benar kita inginkan. Begitulah sederhananya. Kombinasikan pikiran dan nafsu dengan tepat. Sederhana.

Setelah kita tetapkan daftar impian dan keinginan tersebut, tiba saatnya kita mulai untuk mengukir perjalanan hidup untuk mencapai hal tersebut. Sebut saja, usaha.

Ya, usaha ini akan bergantung kepada semua hal yang telah saya paparkan sebelumnya. Seberapa matang keinginan itu, seberapa besar hal itu dapat kita wujudkan, seberapa mungkin hal itu dapat menjadi kenyataan, dan seberapa kuat kita berusaha untuk meraihnya akan ‘otomatis’ menjadi satu kesatuan.

Berusaha, berusaha, dan Tuhan yang akan menentukan.

Hasilnya?

Bisa gagal. Bisa berhasil.

Jika berhasil, sungguh akan menyenangkan. Saya akan bahas nanti.

Namun, jika gagal, kemantapan hati menerima keputusan-Nya adalah hal yang utama. Ketika kita dihadapkan pada satu kenyataan di mana tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan, keikhlasan dan kekuatan hati untuk percaya bahwa akan adanya jalan lain yang semoga lebih indah menanti kita. Itu yang terpenting. Bagaimana kita dapat menjadi pengendali bagi diri sendiri. Ketika kita berada dalam posisi jatuh, kita dapat bangun tanpa harus merepotkan orang lain terlalu banyak. Ya, begitu setidaknya.

Apabila berhasil? Saya yakin semua kita sudah punya jawabannya sendiri. Alhamdulillah.

Hidup hanya sekali. Ya, setidaknya hidup di dunia ini hanya sekali. Semoga harapan dan impian kita selama hidup ini menjadi ‘teman’ bagi kita hingga dapat menuntun kita kepada kebahagiaan yang kekal di akhirat.

Selamat berharap, kawan

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentarnya ya!!!!!!